6 Guru Jadi Korban Serangan OPM Papua, Diduga karena Tak Beri Uang ke Pelaku
Aparat TNI mengevakuasi korban di Papua. Foto: Dok/Puspen TNI
MerahPutih.com - Sejumlah guru menjadi korban akibat serangan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Satgas Koops TNI Habema Kogabwilhan III melaporkan, aksi OPM tersebut menyebabkan seorang guru tewas dan enam guru lainnya luka-luka.
Serangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok OPM pimpinan Elkius Kobak, yang sebelumnya meminta sejumlah uang kepada para tenaga pengajar. Dikarenakan permintaan tersebut tidak dipenuhi, kelompok ini melakukan aksi kekerasan pembunuhan.
Kelompok tersebut juga menganiaya enam guru dan tenaga medis, membakar gedung sekolah dan rumah guru, serta menimbulkan ketakutan di masyarakat.
Baca juga:
Dasco Tegaskan Teror OPM Terhadap Pelaksanaan MBG Tak Bisa Ditolerir
Dansatgas Rajawali II Koops TNI Habema Kogabwilhan III, Letkol Inf Gustiawan mengatakan, para guru menjadi korban setelah tempatnya mengajar dibakar OPM pada Jumat (21/3) pukul 17.00 WIT.
"Korban sebanyak tujuh orang, yang diketahui salah satunya bernama ibu Rosalina usia 30 tahun, ditemukan tewas dengan luka mengenaskan akibat kekerasan," kata Gustiawan dalam keterangannya, Minggu (23/3).
Sementara itu, korban lainnya mengalami luka berat. Gustiawan menyebutkan, korban pembunuhan dipastikan sudah dievakuasi. Evakuasi dilakukan dengan pengamanan ketat, mengingat kondisi di Distrik Anggruk masih sangat rawan.
"Korban berhasil dibawa ke Bandara Dekai Yahukimo untuk proses identifikasi lebih lanjut," tuturnya.
Baca juga:
Selain itu, TNI juga mengevakuasi 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan (nakes) ke Jayapura.
"TNI telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi korban, mengamankan wilayah, dan mendukung pemulihan situasi pasca-tindakan biadab dan pengecut dari OPM" ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Kristomei Sianturi.
Imbas serangan itu, TNI langsung meningkatkan pengamanan di wilayah rawan dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menindak tegas pelaku.
Menurut Kristomei, pihaknya berkomitmen untuk selalu melindungi masyarakat, terutama tenaga pendidik dan kesehatan yang bertugas di daerah terpencil.
Baca juga:
Makan Bergizi Gratis Ditolak Pelajar, Pemerintah Akui Perlu Cara Khusus Tangani Persoalan di Papua
Katanya, keberadaan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di Papua sangat penting bagi kemajuan dan masa depan masyarakat setempat.
"TNI akan terus mendukung perlindungan mereka serta memastikan keamanan di wilayah yang berpotensi mengalami gangguan keamanan," ungkapnya.
Kapuspen menambahkan, TNI tidak akan tinggal diam terhadap aksi-aksi biadab dan pengecut yang mengancam keselamatan warga sipil dan stabilitas keamanan di Papua. (knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Polisi Buka-bukaan Alasan Tidak Ambil Sampel Ayah Kandung Alvaro untuk Tes DNA
Forensik Sampai Ubek-Ubek Tenjo Cari Rahang Alvaro, Ternyata Vital Ini Alasannya!
Siang Ini, Alvaro Korban Pembunuhan Ayah Tiri Dimakamkan di Tanah Wakaf Bintaro
Tes DNA Keluar, Keluarga Bawa Pulang Jenazah Alvaro dari RS Polri Hari Ini
Viral Beras Bantuan TNI Jatuh Berceceran dari Helikopter dan Dipungut Korban Bencana, Begini Penjelasan Panglima TNI
Perintah Presiden, TNI AD Tambah Bantuan Logistik untuk Wilayah Terdampak Bencana
Metode Airdrop Bantuan di Sumatra Dikritik, TNI Pastikan Prosedur Keselamatan Diutamakan
Saat Prabowo Bela Pendidik, Ingatkan Orang Tua Tidak Kurang Ajar ke Guru
Ternyata, Ayah Tiri Alvaro Sempat Jalani Reka Ulang Pembunuhan Sebelum Gantung Diri
Polisi Duga Ada Pelaku Lain yang Terlibat dalam Penculikan dan Pembunuhan Alvaro