5 Indikator Ini Bisa Identifikasi Potensi Puncak Siklus Bitcoin

Ilustrasi. (Unsplash/Dmitry Demidko)
Merahputih.com - Periode Bull Market Crypto adalah fase yang paling dinantikan oleh investor dan trader. Dalam siklus sebelumnya, harga Bitcoin (BTC) pernah melonjak hampir 800%, diikuti kenaikan signifikan pada altcoin. Saat ini, di penghujung tahun ketiga bull market, pelaku pasar sibuk menganalisis dan memprediksi puncak harga BTC.
Siklus 4 Tahun Bitcoin
Siklus empat tahun Bitcoin adalah pola harga historis yang terpantau sejak kemunculan mata uang kripto ini. Konsep ini berakar dari mekanisme Halving Bitcoin, sebuah peristiwa vital yang memengaruhi dinamika suplai dan permintaan BTC. Bitcoin telah melewati lima siklus, termasuk siklus yang sedang berjalan.
Baca juga:
Peneror Bom Sekolah Internasional NJIS Kelapa Gading Minta Tebusan Bitcoin US$ 30 Ribu
Secara rata-rata, bull market crypto berlangsung selama 35 bulan, diikuti bear market selama 12 bulan. Siklus 2022-2026 saat ini berada di tahun ketiganya. Tahun ketiga dalam siklus 2017 dan 2021 dikenal sebagai altseason, yaitu periode di mana altcoin mengalami lonjakan harga yang tajam.
5 Indikator Puncak Siklus
Dikutip dari Pintu Academy, terdapat 5 indikator utama yang dapat membantu mengidentifikasi potensi puncak siklus pasar Bitcoin:
-
Grafik Harga Historis: Berdasarkan pola ini, puncak siklus saat ini diproyeksikan terjadi sekitar Oktober atau November 2025. Semua siklus sebelumnya menunjukkan pola reli di Kuartal IV yang berujung pada puncak harga.
-
MVRV-Z (Market Value to Realised Value Ratio): Metrik on-chain ini mengukur nilai Bitcoin relatif terhadap 'nilai wajarnya'. Skor MVRV-Z saat ini berada di sekitar 2 (per 9 September), mengindikasikan bahwa masih ada ruang kenaikan. Pada bull market sebelumnya, skor selalu mencapai di atas 6 menjelang puncak.
-
Puell Multiple: Indikator yang mengukur pendapatan penambang (nilai penerbitan harian BTC dibagi rata-rata 365 hari). Garis Puell Multiple saat ini berada di tengah-tengah antara zona beli (hijau) dan zona jual (merah).
-
Rainbow Chart: Alat valuasi jangka panjang yang menggunakan kurva pertumbuhan logaritmik dan pita warna. Zona di bawah kuning umumnya dianggap baik untuk membeli, sedangkan di atas kuning menunjukkan harga yang terlalu mahal (overvalued).
-
Pi Cycle Top: Indikator sederhana yang menggabungkan dua Moving Average (MA 111 hari dan MA 350 hari x 2). Indikator ini dinilai kredibel karena berhasil memprediksi puncak harga di masa lalu.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
5 Indikator Ini Bisa Identifikasi Potensi Puncak Siklus Bitcoin

Tokenized Stocks Dinilai Jadi Era Baru Investasi Saham Kripto

Gubernur Pramono Buka-Bukaan Negara Penyuntik Dana Terbesar ke Jakarta

Flexi Earn Super Rate Up Diperpanjang Hingga November 2025, Tawarkan Bunga Hingga 25 Persen

Bitcoin dan Ethereum Ikut Terpengaruh, Trader Crypto Perlu Waspadai Dampak Peristiwa Global

Pasar Derivatif Kripto Indonesia Menggeliat, Pintu Catat Peningkatan Signifikan

Kunjungi Expo 2025 Osaka, Prabowo Bawa 'Oleh-oleh' Proyek Investasi Rp 392 Triliun

Tokenisasi Aset Saham Global untuk Investor Kripto Mulai Diperdagangkan Secara On-chain

Strategi Arbitrase dalam Trading Kripto, Cara Cerdas Raih Keuntungan dari Fluktuasi Harga

Mengenal Pembaruan Hard Fork dan Soft Fork pada Bitcoin
