4 Alasan Kamu Tidak Bahagia


Apa itu kebahagiaan? (Foto: pixabay/Pexels)
KEBAHAGIIAAN terdengar seperti suatu hal yang sederhana, namun tidak semua orang bisa merasakannya. Ketika masih kecil, nampaknya kebahagiaan sangat mudah didapatkan. Hanya dengan mendapatkan mainan baru dari orang tua, makan-makanan manis, serta boleh begadang sampai larut malam tampaknya bisa membuat kita sangat bahagia.
Seiring dengan berjalannya waktu, kita tumbuh dewasa dan pengetahuan kita juga semakin bertambah. Hal-hal kecil tidak lagi menjadi pemicu kebahagiaan kita. Pemicu kebahagiaan kita semakin buram. Apakah tidak merasa sakit artinya sudah bahagia? Apakah menghindari luka artinya sedang berbahagia? Apakah memiliki pasangan sudah bahagia? Apakah menjadi kaya membuatmu bahagia? Jika kamu telah memiliki semuanya, mengapa kamu tidak berasa bahagia? Dilansir dari Psychology Today, beberapa hal dibawah ini biasanya menjadi alasan mengapa kamu sulit merasa bahagia.
1. Takut

Takut adalah rasa yang normal. Kita seringkali takut bahwa keadaan akan berubah. Dilansir dari Psychology Today, biasanya rasa takut yang dirasakan adalah takut dengan hal yang tidak dikenal, takut akan kegagalan, dan takut tentang apa kata orang.
Tanpa kamu sadari, rasa takut ini bisa menjadi alasan dari suatu peristiwa besar yang terjadi dalam hidupmu. Bekerja di tempat yang membuatmu letih secara mental namun menghasilkan uang yang banyak, mempertahankan hubungan yang tidak bahagia hanya karena kamu merasa itu lebih baik ketimbang sendirian, serta menjalani studi dan karir yang tidak sesuai pilihanmu demi membahagiakan orang tua merupakan salah satunya.
Keluar dari zona nyaman memang membutuhkan nyali yang besar, tetapi sesungguhnya zona nyaman juga merupakan zona berbahaya. Salah satu penyesalan terbesar ketika kamu sudah tidak memiliki waktu lagi adalah pemikiran tentang segala kemungkinan/ what ifs.
Baca juga:
2. "Ketika aku meraih ___ , maka aku akan bahagia"

Hidup tidak selalu sesuai dengan ekspektasi dan rencanamu, dan kita tidak bisa menunda kebahagiaan kita sampai seluruh tujuan kita tercapai. Beberapa orang percaya bahwa kebahagiaan adalah sesuatu yang harus diperoleh dengan kerja keras, dan bersakit-sakit dahulu sekarang artinya kamu dijamin bisa bahagia dikemudian hari.
Sejak kecil, kita telah diperkenalkan kepada tonggak kesuksesan seperti nilai yang tinggi di sekolah, indeks prestasi (IP) tinggi, kehidupan independen, pernikahan, dan hal lain yang dianggap sebagai tanda seseorang telah bahagia jika telah melampauinya.
Jika kebahagiaanmu terpaku dengan ini, maka kamu kemungkinan kurang peka terhadap hal-hal indah lainnya yang terjadi disekitarmu setiap hari. Sadarilah bahwa realita tidak sempurna, dan coba untuk bersyukur atas hal-hal yang telah terjadi kepada dirimu. Don't be so hard on yourself and just be happy!
Baca juga:
3. Membanding-bandingkan

Apakah kamu pernah melihat kehidupan seseorang dari media sosial mereka dan berpikir, jika kehidupanku seperti hidupnya, pasti aku akan sangat bahagia.
Perbandingan merupakan pencuri kebahagiaan. Jika kamu selalu membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain, hidup seolah tidak pernah puas dan kamu tidak bersyukur dengan apa yang kamu miliki. Perbandingan sesekali baik untuk dilakukan, namun jangan sampai itu mempengaruhi kebahagiaanmu ya!
Baca juga:
Bukan Berkeluarga, Ini 3 Prioritas Gen Z dan Milenial Menurut Survei
4. Terpaku pada masa lalu

Seseorang tidak seharusnya terjebak pada siklus tak berujung untuk mengulang masa-masa kejayaan mereka di masa lalu. Yang lalu biarlah berlalu, dan jangan sampai penyesalan menggerogoti kebahagiaanmu. (Shn)
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Kurangi Rasa 'Pesimisme' untuk Lebih Bahagia

9 Rahasia Kebahagiaan Abadi Menurut Ilmuwan
