3 Kecelakaan Bus TransJakarta Terjadi di September 2025, DPRD DKI Soroti Pengawasan hingga Rekrutmen Sopir
Bus Transjakarta menabrak empat rumah toko (ruko) hingga menyebabkan sejumlah orang luka-luka di kawasan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Jumat pagi (19/9/2025). (ANTARA/Siti Nurhaliza).
MerahPutih.com - Rangkaian insiden kecelakaan dialami bus TransJakarta dalam sebulan terakhir. Tercatat, ada tiga insiden yang terjadi pada periode September 2025. Pertama, Sabtu (6/9), bus TransJakarta menabrak toko di Jalan Raya Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, menyebabkan seorang penjaga toko luka.
Kemudian, Kamis (18/9), satu unit bus bertabrakan dengan truk kuning di depan RSUD Tarakan, Cideng, Jakarta Pusat. Sehari setelahnya, Jumat (19/9), bus TransJakarta menabrak kios, rumah, dan kendaraan warga di Jalan Raya Stasiun Cakung, Jakarta Timur. Enam orang luka, termasuk sopir, warga, dan empat pelanggan.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Nur Afni Sajim, menyoroti sederet kecelakaan bus TransJakarta tersebut. Ia menilai lemahnya pengawasan dan rekrutmen sopir menjadi penyebab utama. Ia bahkan mengungkap adanya praktik penyalahgunaan identitas sopir di lapangan.
“Ada juga sopir namanya si A, tapi yang mengemudi bukan si A. Ini akibat kurangnya kontrol dari pihak TransJakarta maupun perusahaan mitra,” ujarnya, Senin (22/9).
Baca juga:
Transjakarta Alami 3 Kecelakaan dalam Sebulan, DPRD DKI Bakal Panggil Pihak Manajemen
Politisi Partai Demokrat itu menekankan perlunya sistem kontrol ketat agar sopir sesuai standar. Ia mengingatkan, penyelesaian masalah tidak cukup dengan mengganti pejabat di jajaran direksi PT TransJakarta.
Selain pengawasan sopir, Nur Afni juga menekankan pentingnya perencanaan dan monitoring di lapangan. Menurutnya, manajemen harus bekerja sama dengan Dinas Perhubungan untuk memastikan kelengkapan rambu, marka jalan, pembatas, hingga pemasangan CCTV.
“Evaluasi jangan sekadar formalitas, tapi benar-benar menyeluruh,” tegasnya.
Baca juga:
3 Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Gubernur DKI Lakukan Evaluasi
Lebih lanjut, ia juga menyoroti etika mengemudi sebagian sopir TransJakarta serta buruknya kerja sama dengan perusahaan penyedia sopir outsourcing.
“Kontrak perusahaan bermasalah harus diputus. Jangan diperpanjang lagi. Jangan sampai nyawa manusia dianggap sepele,” pungkasnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
15 Golongan Warga DKI Jakarta Dapat Naik Transportasi Umum Gratis, Termasuk Karyawan Swasta Bergaji di Bawah Rp6,2 Juta
Begini Cara Bikin KPJ dan KLG, Syarat Karyawan Swasta Gratis Naik MRT dan TransJakarta
Ada Demo Buruh di Sekitar MPR/DPR, ini Daftar Rute Transjakarta yang Dialihkan
Pramono Anung Simpan Rapat-Rapat Rahasia Kenaikan Tarif Transjakarta, Masyarakat Diminta Sabar Menunggu
Karyawan Swasta Jakarta Kini Bisa Gratis Naik MRT-LRT-TransJakarta, Catat Syaratnya!
DPRD DKI Akui Ada Pemangkasan Subsidi Transportasi Jakarta Tahun Depan
DPRD Jakarta Ngaku Belum Diajak Ngomong Soal Rencana Kenaikan Tarif Transjakarta
Dishub DKI Ingin Wujudkan Transportasi Lebih Hijau, Efisien, dan Inklusif
Revolusi Transportasi Jakarta: Transjakarta Jadi Penggerak Kota Hijau dan Cerdas
DPRD DKI Dukung Peningkatan Layanan Transjakarta Menuju 5 Abad Jakarta