103,69 Juta Liter BBM Subsidi Digunakan KAI Selama Semester I 2025
Tiket kereta api bisa dibeli 30 menit dan 10 menit sebelum berangkat. Foto PT KAI
MerahPutih.com - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi sebesar 103.689.715 liter sepanjang Semester I 2025.
Angka tersebut setara dengan 49,42 persen dari total kuota yang diberikan pemerintah melalui BPH Migas pada tahun 2025 sebesar 209.809.000 liter.
BBM subsidi ini menjadi fondasi penting dalam penyelenggaraan layanan kereta api, terutama dalam memastikan keterjangkauan transportasi publik untuk seluruh lapisan masyarakat.
"Hampir 50% kuota BBM subsidi tahun ini telah digunakan untuk pelayanan angkutan selama Semester I 2025, baik angkutan penumpang maupun barang," ujar Vice President Public Relations KAI Anne Purba, Selasa (15/7).
Baca juga:
Musim Liburan, Diskon 30% Tiket Kereta Api Masih Berlaku Hingga 31 Juli 2025
Anne menambahkan, dari jumlah tersebut sebanyak 93,1 Juta liter digunakan untuk kereta api penumpang, termasuk 8,8 juta pelanggan layanan PSO yang ditugaskan pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Jumlah tersebut, kata Anne, terdiri dari 5,68 juta pelanggan KA Jarak Jauh PSO dan 3,14 juta pelanggan KA Lokal PSO, bagian dari total 27,46 juta pelanggan KA Jarak Jauh dan Lokal yang dilayani KAI Semester I 2025 naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 di angka 25,74 juta pelanggan.
Layanan PSO disediakan dengan tarif terjangkau, khususnya bagi pelajar, pekerja harian, pelaku UMKM, dan masyarakat berpenghasilan rendah di wilayah dengan keterbatasan akses transportasi. Subsidi BBM turut menjaga keterjangkauan tarif tersebut, sekaligus memperluas jangkauan layanan publik berbasis rel.
Baca juga:
Liburan Sekolah Usai, KAI Catat 1 Juta Lebih Penumpang Kereta Jarak Jauh
Sementara itu, sisanya digunakan untuk mendukung operasional kereta barang seperti KA Petikemas (6.905.944 liter), KA Parcel (1.780.508 liter), KA Semen (1.541.186 liter), dan KA Klinker (350.881 liter). Layanan logistik ini berperan penting dalam menjaga kelancaran rantai pasok nasional.
Dalam implementasinya, KAI memastikan subsidi BBM dikelola secara akuntabel dan transparan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG), memastikan manfaatnya tepat sasaran dan tercatat secara sistematis.
Selaras dengan komitmen keberlanjutan, sejak Februari 2025 KAI telah menggunakan Biosolar B40 secara penuh untuk seluruh lokomotif dan genset. BBM ini memiliki 40 persen kandungan bahan nabati dari kelapa sawit, menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dan lebih mudah diserap kembali oleh alam.
"BBM subsidi ini juga ramah lingkungan karena menggunakan jenis Biosolar B40, sejalan dengan visi KAI untuk menggerakkan transportasi berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat," tutupnya. (Asp)
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Jalur KAI Sumatera Tuntas Diperbaiki, Jalur Duku-BIM Sumbar Hingga Perjalanan ke Bandara Lancar Jaya
Mudik Nataru 2026 Jadi Lebih Lancar, tak Ada Lagi Antrean saat Boarding Kereta Api!
Animo Mudik Nataru 2026 Tinggi, Surabaya-Malang-Yogyakarta Jadi Favorit Penumpang Kereta
Angkutan Perkebunan KAI Tembus 521.698 Ton, Topang Kebutuhan Jelang Natal dan Tahun
Inspeksi Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Jelang Nataru 2026, KAI dan KNKT Temukan Sejumlah Titik Rawan Longsor
Infrastruktur Mulai Pulih setelah Bencana Alam, Jalur Kereta Api Medan–Binjai Beroperasi Kembali
Kereta Petani dan Pedagang Resmi Beroperasi, Tarif Rp 3.000
Banjir Sumatra, PT KAI Lakukan Percepatan Jalur Terdampak demi Utamakan Keselamatan Penumpang
KAI Ungkap 20 Persen Tiket Nataru Sudah Terjual, 35 Trainset Baru Siap Layani Penumpang
Penumpang KAI Saat Nataru Dapat Merasakan 35 Trainset Teranyar