Warung Tinggi Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial Belanda

KOPI bagi masyarakat Indonesia sudah menjadi bagian dari budaya. Kegemaran minum kopi orang Indonesia membuat penjualan kopi tak ada matinya. Maka sejak dahulu berdiri warung-warung kopi di banyak kota di Indonesia.

Ada satu warung kopi legendaris di Ibu Kota Jakarta. Berdiri sejak 1878, Kopi Warung Tinggi menjadi yang tertua di Jakarta. Kedai ini berdiri sejak masa kolonial Belanda ketika Jakarta masih bernama Batavia.

Awalnya Kopi Warung Tinggi adalah warung makan yang terletak di Jalan Tangki Sekolah no 26, kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat.

“Sehabis makan, biasanya orang melanjutkan dengan minum kopi. Pada akhirnya, kopi di Warung Tinggi menjadi lebih menonjol dibandingkan dengan makanannya,” papar Ruddy Wijaya, pewaris generasi keempat, dilansir Destinasi Indonesia.

Pada masa kolonial, Tek Soen Ho, kakek buyut Ruddy mendapat suplai biji-biji kopi dari ibu-ibu yang menjual kopi dengan cara menyunggi bakul di atas kepala. Kini, biji kopi didapat dari impotir lokal dengan berbagai standar yang sudah ditetapkan. "Lebih mudah untuk menjaga kualitas,” terang Ruddy.

Sampai sekarang, lokasi Warung Tinggi masih dipertahankan. Hanya saja, tidak lagi berfungsi sebagai tempat minum kopi, tetapi berubah menjadi tempat nge-blend kopi yang kemudian dijual sesuai kebutuhan pembeli, baik dalam bentuk biji mau pun bubuk.

Keterbatasan lahan menurut Ruddy tidak lagi memungkinkan untuk menampung pembeli yang ingin minum di tempat. Kemudia Kopi Warung Tinggi membuka cabang di tempat lain.

Kopi Warung Tinggi di Grand Indonesia

Hingga kini kamu masih bisa menikmati kopi legendaris ini. Kamu bisa datang ke Mal Grand Indonesia. Di sana, Warung Tinggi berdiri unik dengan menggabungkan nuansa modern dan tradisional.

Kopi Warung Tinggi ini tepatnya berada di Grand Indonesia West Mall Lt 5, Jalan MH Thamrin No 1, Jakarta Pusat.

Kopi tubruk tetap menjadi andalan, namun bisa dipesan pula berbagai minuman berbahan dasar kopi dengan racikan modern. Sebagai teman minum, tersedia aneka panganan tradisional seperti kue cubit.

“Untuk makanan kami bekerja sama dengan banyak pedagang kaki lima. Hanya saja, kualitas bahan yang digunakan ditingkatkan,” ujar Ruddy.

Untuk menjaga kualitas rasa, sampai sekarang Ruddy masih menangani sendiri seluruh racikan kopi di Warung Tinggi. Resepnya diperoleh secara turun-temurun dan berdasarkan survei kepuasan pembeli. Ruddy ingin lebih mengenalkan kopi Indonesia lewat Warung Tinggi. Dia juga ingin lebih banyak orang tahu betapa kayanya kopi nusantara. (*)

Baca juga berita lainnya dalam artikel: Sayur Besan, Kuliner Khas Betawi yang Sulit Ditemukan