Tsunami Kendaraan Listrik 2025 Segera Usai, Pakar ITB Ramal Bakal Terjadi 'Kiamat Kecil' Buat EV Impor
Kamis, 18 Desember 2025 -
Merahputih.com - Antusiasme masyarakat Indonesia terhadap kendaraan ramah lingkungan mencapai titik tertinggi sepanjang tahun 2025. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), tercatat sebanyak 55.225 unit kendaraan listrik telah terserap pasar selama periode Januari hingga September 2025.
Angka ini menandakan pergeseran gaya hidup masyarakat yang semakin peduli pada emisi karbon.
“Tampaknya, pertumbuhan industri EV (Electric Vehicle) di tahun 2026 tidak akan semasif lonjakan di akhir 2025. Apalagi jika skema insentif fiskal berbasis impor mulai dikurangi dan diarahkan hanya ke produksi lokal,” kata Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu dikutip Antara, Kamis (18/12).
Baca juga:
Mobil Hadirkan Formula Pelumas Baru yang Mendukung Mesin Konvensional dan Hybrid
Tantangan Berat dan Fase Konsolidasi 2026
Memasuki tahun 2026, industri kendaraan listrik diprediksi akan menghadapi fase konsolidasi yang cukup menantang. Yannes menjelaskan bahwa pertumbuhan volume penjualan kemungkinan besar akan melambat akibat tekanan harga pada model Battery Electric Vehicle (BEV), khususnya unit impor utuh (CBU).
Kondisi ekonomi makro yang belum sepenuhnya terakselerasi diprediksi membuat kelas menengah, yang sangat sensitif terhadap perubahan harga, menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian.
Seleksi Alam dan Kebangkitan Brand Jepang
Meski demikian, situasi ini dipandang sebagai langkah awal menuju kompetisi pasar yang lebih sehat dan fundamental. APM yang berkomitmen melakukan lokalisasi produksi dan meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) akan mendominasi pasar dengan harga yang lebih terjangkau.
Sebaliknya, produsen yang hanya mengandalkan jalur impor tanpa investasi jangka panjang di Indonesia diprediksi akan perlahan tersingkir dari persaingan volume penjualan.
Menariknya, kondisi ini justru diprediksi akan menguntungkan bagi pabrikan Jepang yang sudah lama memiliki basis kuat di tanah air.
Baca juga:
Dengan infrastruktur purna jual yang luas, segmen Hybrid Electric Vehicle (HEV) diperkirakan akan menjadi primadona kembali karena dianggap lebih rasional oleh konsumen dari sisi risiko dan keandalan.
“Tanpa dukungan insentif yang selebar hari ini, segmen HEV Jepang justru berpeluang makin subur sebagai pilihan rasional, karena ditopang jejaring after-sales yang kuat dan persepsi risiko yang lebih rendah di mata konsumen,” ucapnya.