Tren Berwisata Selama Pandemi Berubah
Jumat, 26 November 2021 -
TREN berwisata ketika pandemi COVID-19 telah mengalami perubahan. Frekuensi orang untuk berpergian mengalami penurunan. Hanya saja, waktu untuk tinggal di suatu tempat menjadi lebih lama.
"Sekarang frekuensi bepergian jarang tapi tinggalnya lebih lama kayak bisa lebih dari seminggu," ujar Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Nia Niscaya dalam webinar pada Kamis (25/11) seperti dilansir Antara.
Baca juga:
Lebih lanjut, saat ini banyak masyarakat yang lebih nyaman untuk berpergian dengan orang yang lebih dikenal dan mengetahui riwayat kesehatannya.

Harga tiket juga bukan menjadi perhatian utama lagi. Menurut Nia, pertimbangan yang pertama diperhatikan adalah transportasi yang menerapkan protokol standar kesehatan yang baik.
"Sekarang orang lebih nyaman kalau bepergian dengan yang sudah tahu temannya, dia sehat. Kalau dulu kan harga yang jadi perhatian pertama, sekarang protokolnya," kata Nia.
Baca juga:
Ketika memesan tiket dan hotel masyarakat juga lebih memilih yang terdapat jaminan uang kembali atau bisa mengatur jadwal ulang. "Refund, reschedule, itu yang menentukan orang dalam memilih perjalanannya karena kalau sewaktu-waktu peraturan berubah tiket bisa direfund atau reschedule," kata Nia.

Berdasarkan data per 9 November 2021, dalam Airbnb's 2021 Winter Release, banyak tamu yang melakukan perjalanan dengan durasi yang lebih lama. 20 persen dari seluruh pemesanan penginapan Airbnb pada bulan Juli dan September 2021 memilih menginap untuk jangka waktu satu bulan bahkan lebih, dan hampir setengahnya (45 persen) menginap dalam jangka waktu setidaknya satu minggu.
Sementara itu, dalam rangka memulihkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, pemerintah mempersiapkan tatanan kenormalan baru di sektor parekraf, mempersiapkan destinasi wisata dan membangun kepercayaan publik, meningkatkan minat wisatawan dan menciptakan daya tarik. (Yni)
Baca juga: