Tradisi Penggunaan Mandau Sarat Nilai Kebudayaan Leluhur

Minggu, 08 Mei 2016 - Zulfikar Sy

Merahputih Budaya- Mandau, senjata tradisional asal Kalimantan ini memiliki nilai sakral bagi Suku Dayak Kalimantan. Di samping itu, Mandau memiliki tradisi sendiri sebelum digunakan.

Pemilik Kumput Borneo's Heritage, Alit mengatakan Mandau biasanya digunakan oleh para leluhur untuk berburu kepala musuh pada peperangan.

"Jadi untuk mengambil dan memperluas wilayah itu yang digunakan senjata seperti ini. Memang ini senjata-senjata yang kami tampilkan asli," tutur Alit saat ditemui merahputih.com pada pameran, Pesta Wirausaha 2016 di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Baru-baru ini.

Alit memaparkan penggunaan Mandau juga tidak boleh sembarangan. Pada hari dan jam tertentu Mandau tidak boleh digunakan. Seperti pada hari darah (hari selasa, Jumat, dan kamis). Mandau tidak boleh digunakan mulai dari fajar terbit sampai dengan pukul 13.00 WIT.

"Bila sudah lewat jam 13.00 maka mandau tersebut bisa digunakan untuk berburu atau dipakai perang," terangnya.

Mandau telah menjadi Simbol kekuatan, simbol keadilan, simbol persatuan dan sekaligus simbol kehidupan Suku Dayak.

"Bagi orang Dayak, membawa Mandau kemana-mana adalah hal biasa, tidak perlu dirisaukan. Untuk mencabut Mandau tidak boleh sembarangan, ada aturannya. Mandau tidak boleh digunakan untuk mengancam orang lain, salah salah bisa mendapatkan denda secara adat," ungkapnya.

Mandau baru akan dicabut dari sarungnya hanya jika dalam kondisi terdesak untuk mempertahankan diri, dan konon setiap Mandau yang keluar dari sarungnya harus mendapat korban. (Abi)

BACA JUGA:

  1. Kumput Borneo's Heritage, Bisnis dan Upaya Lestarikan Warisan Leluhur
  2. Mandau dan Kreatifitas Olahan Tangan Tanpa Mesin
  3. Mengenal Mandau Yang Sarat Dengan Makna Simbolis
  4. Ini Ciri Khas Mandau Masyarakat Dayak Kalimantan
  5. Pesona Danau Labuan Cermin di Kalimantan Tim

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan