Tioria, Jenama Fesyen Heritage Indonesia yang Merdesa

Selasa, 30 Agustus 2022 - Hendaru Tri Hanggoro

AKSESORI fesyen seperti gelang, kalung, ikat pinggang, dan rompi mungkin lazim kamu temukan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi bagaimana kalau bandana, scarf, atau sapu tangan? Sudah jarang orang mengenakan aksesori tersebut.

Aksesori itu lebih populer pada era 1990-an dan mulai ditinggalkan di tahun saat ini. Namun, sebuah brand fesyen lokal Indonesia, Tioria, mencoba membangkitkan gaya-gaya ini lagi melalui karya mereka yang 'Indonesia banget'.

Tiora adalah sebuah jenama asli Indonesia yang bergerak di bidang fesyen sejak 2016. Mereka memiliki slogan 'Redefining Heritage’ yang berarti mencoba mendefinisikan kembali kekayaan dan warisan budaya Indonesia dengan gaya yang lebih modern.

Baca juga:

Rusip, Olahan Ikan Teri Oleh-oleh Khas Bangka yang Merdesa

tioria brand fesyen merdesa
Motif pada selendang yang bertemakan macetnya Jakarta. (Foto: Merahputih.com/Marcella)

Kekayaan budaya ini dituangkan oleh Tioria ke dalam produk-produknya seperti bandana, scrunchy, sapu tangan, dan syal. Bahan yang dipakai sendiri, mayoritas adalah katun dan viscose.

Kehadiran Tioria sendiri tentunya merupakan gagasan iseng Caramia Sitompul, pendiri sekaligus pemilik jenama ini. Awalnya, Caramia mencoba menjual baju dan produk fesyen lain yang memiliki motif batik. Sayangnya, usaha ini tidak bertahan lama karena sepi pembeli dan membuat modalnya hanya tersisa beberapa ratus ribu saja.

Namun, ide baru tiba-tiba terbesit di otaknya ketika sedang duduk di bus dan terjebak macetnya Jakarta. Tergelitiklah hati Caramia untuk membuat sebuah sapu tangan bermotif macet ibukota dan menyentil isu sosial itu.

Baca juga:

Merdesa Nikmatnya Makan tanpa Sendok Garpu

tioria brand fesyen merdesa
Selain isu sosial, Tioria juga membawa motif-motif tentang kekayaan alam serta budaya Indonesia. (Foto: Merahputih.com/Marcella)

Produknya ternyata menuai respons positif dan laku dijual di pasaran. Caramia kemudian mencoba membuat motif lainnya lagi seperti Danau Toba, Bajaj, Kota Tua, dan Pasar Beringharjo. Motif yang paling laku adalah gambar ondel-ondel. Seluruh motif dan gambar ini cenderung muncul dari imajinasi acak di otak Caramia sehingga ia tidak menciptakan motif yang sengaja mengikuti tren.

“Gue mau bikin satu produk yang buat gue bangga. Nah makanya ada yang motif bajaj karena gue pengen nyentil isu macetnya aja. Jadi bukan karena gue punya idealisme,” cerita Caramia pada Merahputih.com, dalam acara ‘Wanita Bisa’ di Hotel Episode, Gading Serpong, Banten (14/8/22).

Selain Indonesia, Tioria juga memasarkan produknya ke lima negara lain seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Australia, Singapura, dan Belanda. Biasanya penjualan ke luar negeri paling banyak pada musim panas dan dingin. Sebab orang-orang membeli untuk oleh-oleh liburan serta hadiah Natal.

Namun, penjualan Tioria menurun drastis sejak pandemi. Caramia akhirnya mencari cara agar usahanya tetap memeroleh atensi masyarakat, salah satunya dengan promosi melalui TikTok. (mcl)

Baca juga:

Kekayaan Kosakata Bantu Anak Lebih Merdesa

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan