Terinspirasi dari Teror Bom Jakarta, Film 22 Menit Hadirkan Aksi Sekelas Hollywood
Selasa, 17 Juli 2018 -
SATU lagi film berkelas hadir di Tanah Air. Film tersebut ialah film drama aksi 22 Menit yang terinspirasi dari teror bom di Jakarta.
Film 22 Menit merupakan karya terbaru sturadara Eugene Panji dan Myrna Paramita dari Buttonijo Films bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia.
Film ini mengangkat keberanian warga Ibu Kota dan juga kesigapan aparat kepolisian dalam mengatasi teroris yang beraksi di kawasan Thamrin, Jakarta, pada Januari 2016 lalu.

Dalam film ini, Ario Bayu berperan sebagai salah satu tokoh utama. Ia memerankan Ardi, anggota pasukan antiteror kepolisian yang mempertaruhkan nyawa demi mempertahankan Ibu Kota dari ledakan bom.
Berkat kesigapan tim dan bantuan dari seorang polisi lalu lintas bernama Firman (Ade Firman Hakim), pelaku serangan bom tersebut dapat diamankan dalam waktu 22 menit.
Peristiwa mencekam itu berakhir dengan begitu singkat, tapi insiden mematikan tersebut telah mengubah hidup orang banyak untuk selamanya. Selain cerita tentang Ardi dan Firman, 22 Menit juga menghadirkan sudut pandang mereka yang ikut terjebak didalam situasi mencekam tersebut.
Dari mulai office boy bernama Anas (Ence Bagus), dua karyawati bernaama Dessy (Ardina Rasti), Mitha (Hana MAlasan), dan Shinta (Taskya Namya), kekasih Firman.
Sutradara Eugene dan Myrna berkolaborasi dengan penulis naskah Husein M Atmojo & Gunawan Rahardja memang berniat mengangkat nilai-nilai kemanusiaan yang terkait dengan peristiwa bom Thamrin tersebut. Kendati inspirasinya diambil kisah nyata, sang sutradara Eugene menegaskan bahwa 22 Menit bukan dimaksudkan sebagai sebuah dokumentasi dari kejadian mematikan itu.
"Di sini Kami mendramatisasi beberapa bagian serta peristiwa bom Thamrin untuk keperluan bercerita lewat medium film. Selain itu, kami juga berniat menyuguhkan sajian teknologi canggih ke layar lebar," ucap Eugene saat ditemui Merahputih.com di Epicentrum XXI, Jakarta, Senin (16/7).

Selain itu, tim produksi film 22 Menit juga menggarap tayangan berdurasi 75 menit tersebut dengan totalitas. Menurut Myrna, ia telah melakukan riset di Kepolisian Republik Indonesia selama setahun sebelum produksi dimulai. Bahkan, pihak Buttonijo sangat rajin berkonsultasi dengan aparat demi menciptakan keakuratan dalam adegan.
Sejumlah aktor yang terlibat adegan krusial, seperti baku tembak, pun diwajibkan mengikuti pelatihan atau boot camp agar tampil lebih riil dan meyakinkan. Bahkan, Buttonijo juga membangun maket kedai kopi serta pos polisi dalam ukuran 1:1 untuk benar-benar diledakkan.
"Kami menggunakan CGI untuk banyak adegan action di film ini, seperti adegan baku tembak antara polisi dan teroris. Lalu karena leadakan di kedai kopi dan pos polisi sungguhan, kami juga pakai green screen untuk menggambarkan situasi di Thamrin saat itu," papar Myrna.

Sementara itu, Lexy Mere selaku produser film 22 Menit menginginkan film ini dapat menjadi pembelajaran untuk bangsa Indonesia agar senantiasa waspada serta bergotong royong meredam jaringan terorisme di Tanah Air.
"Kami berharap film 22 Menit dapat menjadi pembelajaran soal antiterorisme di Indonesia, karena kita sebagai warga sipil juga punya andil dalam membantu tugas pihak berwajib dengan cara waspada dan berani melapor," ungkap Lexy tegas.
Seusai gala premier di Jakarta, film 22 Menit akan menjalani roadshow ke sejumlah kota-kota besar di Indonesia, seperti Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok, Karawang, Bandung, Cirebon, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Sidoarjo, Malang, Medan, Lampung, Palembang, dan Makassar.
Penasaran seperti apa serunya 22 Menit? Nantikan film action sekelas Hollywood ini tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 19 Juli mendatang.(ryn)