Teknologi AI ini Prediksi Kapan Seseorang Meninggal

Rabu, 27 Desember 2023 - Ikhsan Aryo Digdo

TIDAK ada manusia yang mengetahui kapan ajalnya tiba. Teknologi AI tapi bisa memprediksi kapan usia seseorang habis. Kalkulator kematian AI yang baru dikembangkan kini dapat memperkirakan kapan seseorang akan meninggal berdasarkan perhitungan algoritma.

“Kami menggunakan teknologi di balik ChatGPT (sesuatu yang disebut model transformator) untuk menganalisis kehidupan manusia dengan merepresentasikan setiap orang sebagai rangkaian peristiwa yang terjadi dalam hidup mereka,” ungkap Sune Lehmann, penulis utama studi tersebut.

Baca Juga:

Closing Bisnis Properti Makin Mudah dengan Teknologi AI

Dalam laporan tersebut, profesor jaringan dan sistem kompleks dari Technical University of Denmark itu memperkenalkan algoritma yang dikenal sebagai life2vec. Algoritma ini menggunakan rincian tertentu dari kehidupan seseorang, termasuk pendapatan, profesi, tempat tinggal dan riwayat kesehatan untuk menentukan angka harapan hidup sebesar 78 persen.

“Kami menggunakan fakta bahwa dalam arti tertentu, kehidupan manusia memiliki kesamaan dengan bahasa,” jelas Lehmann.

“Sama seperti kata-kata yang mengikuti satu sama lain dalam kalimat, peristiwa-peristiwa yang mengikuti satu sama lain dalam kehidupan manusia."

Life2vec memperkirakan dengan sempurna siapa saja yang meninggal pada tahun 2020. (Foto: Unsplash/Mathew Macquarrie)


Sedikit berbeda dengan ChatGPT, life2vec dapat menghitung hasil kehidupan seseorang dengan memeriksa masa lalu mereka secara cermat. “Model ini dapat memprediksi hampir semua hal,” kata Lehmann kepada The Post, baru-baru ini.

Ia mencatat bahwa tim penelitinya juga menggunakan program khusus untuk meramalkan kepribadian dan keputusan seseorang dalam mengambil tindakan internasional.

“Kami memperkirakan kematian karena hal ini merupakan sesuatu yang telah dilakukan orang selama bertahun-tahun (misalnya, perusahaan asuransi). sehingga kami memiliki gambaran yang baik tentang apa yang mungkin terjadi.”

Baca Juga:

Kolaborasi Siap Eksplorasi Produk Berbasis AI

Tim Lehmann meneliti populasi subjek yang heterogen sebanyak 6 juta orang Denmark, yang bervariasi dalam jenis kelamin dan usia, antara tahun 2008 dan 2020. Para analis menggunakan life2vec untuk menemukan subjek mana yang kemungkinan akan hidup setidaknya empat tahun setelah 1 Januari 2016.

“Skala kumpulan data kami memungkinkan kami membangun representasi tingkat urutan lintasan kehidupan individu manusia, yang merinci bagaimana setiap orang bergerak sepanjang waktu,” demikian bunyi laporan tersebut.

“Kita dapat mengamati bagaimana kehidupan individu berkembang dalam berbagai jenis peristiwa (informasi tentang serangan jantung bercampur dengan kenaikan gaji atau informasi tentang perpindahan dari perkotaan ke pedesaan).”

Life2vec dapat menghitung hasil kehidupan seseorang dengan memeriksa masa lalu mereka secara cermat. (Foto: Unsplash/Markus Spiske)

Dengan menggunakan informasi yang diberikan, life2vec memperkirakan dengan sempurna siapa saja yang meninggal pada tahun 2020, yaitu lebih dari tiga perempatnya.

Berdasarkan penelitian, beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap kematian dini termasuk jenis kelamin laki-laki, memiliki diagnosis kesehatan mental, atau memiliki profesi yang terampil.

Sementara itu, untuk kategori manusia memiliki penghasilan yang lebih tinggi atau menduduki peran kepemimpinan, keduanya terkait dengan umur lebih panjang. Namun, Lehmann menekankan bahwa tidak ada peserta penelitian yang diberikan informasi tentang kapan kematiannya.

“Tetapi kita masih bisa belajar dari [life2vec] faktor apa saja yang mungkin membantumu hidup lebih lama,” kata Lehmann. (dsh)

Baca Juga:

Little Hotelier Permudah Pengelolaan Bisnis Propertimu

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan