Tanjung Lesung Berangsur Pulih Pasca Tsunami
Senin, 19 Agustus 2019 -
UPACARA hari kemerdekaan Indonesia pada Sabtu (17/8) di Tanjung Lesung Beach Hotel merupakan salah satu upaya pemulihan pasca Tsunami 2018. Upacara tersebut juga dilakukan begitu unik. Pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan di darat, laut, dan udara secara serempak.
Sebanyak empat atlet kayak menggelar bendera Merah Putih diatas air laut Pantai Kalicaa. Lalu, dua atlet paramotor dan satu atlet microlight trike mengibarkan bendera di udara. Mereka melayang di atas kawasan Kalicaa Beachfront bersamaan dengan pengibaran bendera yang dilakukan di darat.
Baca juga:
Rhino x Triathlon 2019 Siap Digelar di Tanjung Lesung

Upacara tersebut dilakukan begitu hikmat. Selain para karyawan hotel. Beberapa masyarakat Badui juga mengikuti upacara tersebut. Saat memasuki sesi amanat. Sang Inspektur Upacara, Poernomo Siswo Prasetjo mengajak peserta upacara untuk bersama membangun kembali Tanjung Lesung.
"Mari bersama-sama mencintai Tanjung Lesung dan tempat ini. Harus mencintai daerah ini untuk mengembangkan Tanjung Lesung lagi," papar President Director PT. Banten West Java (BWJ) itu.
Poernomo juga menegaskan, menghidupkan kembali kawasan Tanjung Lesung sebagai daerah wisata. Harus menjadi upaya yang nyata. Semua dimulai dengan merayakan hari Kemerdekaan Indonesia. "Pada peringatan hari ini kita harus memberikan kontribusi untuk membuat daerah dan masyarakat menjadi semakin lebih baik lagi," tambahnya.

Setelah upacara selesai. Para peserta upacara pun langsung mengikuti perlombaan 17-an. Mulai dari balap enggrang, tarik tambang, hingga gebuk bantal. Mereka tampak semringah seakan rasa trauma pasca Tsunami tak teringat lagi di benak mereka.
Berdasarkan pantauan merahputih.com di hari itu. Wisatawan memang terlihat belum memadati kawasan Tanjung Lesung walau tanggal merah. Akan tetapi tetap ada wisatawan yang memilih kawasan tersebut untuk berlibur. Seraya mengatakan Tanjung Lesung memang berangsur pulih.
Di hari yang sama, Tanjung Lesung Beach hotel juga mengadakan konferensi pers. Untuk memberikan kabar terbaru tentang perkembangan Tanjung Lesung pasca bencana Tsunami. Pada kesempatan itu hadir Kepala BMKG wilayah 2 Tangerang Selatan, Hendro Nugroho.

Hendro mengatakan, BMKG sudah memasang beberapa alat keamanan untuk mendeteksi bencana alam di Tanjung Lesung. Di antaranya dengan mengaktifkan 18 lokasi alat pemantau info dini di sekitar Lampung dan Banten dalam bentuk HF Radar Tsunami. Contohnya di Kalianda, Mambruk, Labuhan, dan Tanjung Lesung dengan jangkauan hingga 70-90 km.
Baca juga:
Mengagumi Keindahan Tanjung Lesung, Satu dari 10 Bali Baru

Selain itu, juga dipasang tide gauge di enam lokasi serta buoy tsunami. Ditambah, pemasangan HF Radar Array Wera. Serta yang terbaru ialah Earthquake Early Warning System (EEWS) yang merupakan hibah dari Pemerintah Tiongkok yang saat ini diuji coba di 11 negara.
EEWS berfungsi sebagai sistem monitoring pendeteksi gempa bumi di hulu, system autometic processing yang mengolah secara cepat dan sistem diseminasi penyebarluasan informasi peringatan dini di hilir. Alat ini ditujukan kepada masyarakat disertai saran untuk menyelamatkan diri.
Namun, Hendro mengingatkan, alat-alat pengaman tersebut bukanlah pendeteksi gempa. Hanya dapat memberikan informasi lebih cepat mengenai terjadinya tsunami. "Sampai saat ini belum ada di dunia alat untuk mendeteksi gempa," imbuh Hendro.
BMKG juga memasang Intensity Meter untuk mengetahui dampak bencana yang terjadi serta akselerograf. "Dukungan Pemerintah dalam mendukung pariwisata wilayah Banten melalui BMKG pada prinsipnya dengan memberikan sejumlah fasilitas dalam rangka upaya mitigasi dan kepastian atas rasa aman untuk masyarakatnya," papar Hendro.
Selain BMKG, Damri juga turut mendukung pemulihan Tanjung Lesung. Apalagi event Festival Tanjung Lesung telah masuk dalam Calendar of Event Kemenpar. Melalui pembukaan dua trayek baru yaitu Merak–Tanjung Lesung dan Bandara Internasional Soetta – Tanjung Lesung.
Meskipun Tanjung Lesung sudah dilengkapi dengan berbagai alat keamanan. 'PR' sesungguhnya untuk menghidupkan kembali kawasan tersebut ialah mengembalikan kepercayaan masyarakat. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Operasional BWJ Tourism Development, Kunto Wijoyo.

"Paling sulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa Tanjung Lesung sudah aman dikunjungi kembali," kata dia. Namun, ia mengatakan pihaknya sudah berjuang ekstra keras untuk menarik kembali wisatawan ke kawasan Tanjung Lesung. Salah satunya dengan melakukan promosi besar-besaran.
Sementara Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengatakan bukan hanya kawasan Tanjung Lesung yang sudah pulih. Masyarakat sekitar Banten yang terkena Tsunami juga sudah mulai aktif kembali beraktivitas.
"Masyarakat sudah mulai aktif dari Carita sampai Panimbang. Sehingga kekhawatiran kita tidak perlu berlebihan. Karena Allah pasti akan menyelamatkan kita," ujarnya saat ditemui di waktu berbeda. Ia pun sangat yakin alat pendeteksi Tsunami dari BMKG akan membuat masyarakat tenang. (ikh)
Baca juga: