Susi Susanti dan Alan Budi Kenang Perjuangannya Raih Emas Bulu Tangkis Olimpiade 1992

Kamis, 15 Agustus 2024 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - Sejoli pemenang emas bulu tangkis di Olimpiade Barcelona 1992 Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma berkumpul dalam satu ruang yang sama. Keduanya kompak mengenakan jersey putih mengenang momentum perjalanan kariernya.

Susi membuka pembicaraan usai ditanyai pembawa acara ihwal perasaan bangga yang dirasakannya ketika berjuang di lapangan untuk mewakili Indonesia dalam Olimpiade Barcelona 1992.

Susi mengatakan bahwa perjalanan tersebut bukan hal mudah bagi atlet. Namun juga hal yang paling diingini semua atlet.

"Olimpiade luar biasa bagi atlet. Sebab enggak semua atlet bisa masuk Olimpiade butuh waktu, butuh perjuangan," katanya saat peluncuran sepatu Astec Juara'92 di Margocity Depok, Depok, Kamis (15/8).

Untuk sampai di titik Olimpiade masa itu, ia mesti menunggu empat tahun hingga waktu finalisasi disebut sebagai wakil Indonesia di pekan olahraga akbar dunia itu.

Baca juga:

Panjat Tebing dan Angkat Besi Rebut Emas Olimpiade, Puan Sebut Indonesia Bukan Hanya Bulu Tangkis

"Karna harus melewati kualifikasi. Karna persiapannya sendiri 4 tahun. 2 tahun kualifikasi menuju Olimpiade, bagaimana kita bisa lolos atau tidak," kata dia.

Selama dua tahun menjalani kualifikasi, dirinya harus bekerja keras agar poin dan rangkingnya terpenuhi.

"Kita harus mengejar poin mengejar rangking. Karena rangking-rangking tertinggi lah yang boleh bertanding di sana," katanya.

Sehingga, menjadi peserta olimpiade adalah hal luar biasa. Apalagi bisa bertanding dan sampai meraih prestasi.

"Termasuk menjadi olimpian saja menjadi luar biasa apalagi kita bisa bertanding dan bisa meraih prestasi tertinggi," katanya.

Tak hanya Susi, Alan turut menyampaikan kenangan untuk bisa melenggang di Olimpiade. Ia mengatakan atlet Olimpiade menghadapi persaingan yang ketat.

Baca juga:

Medali Emas Pertama Olimpiade Selain Bulutangkis, CdM : Ini Sejarah!

"Butuh perjuangan, butuh persiapan tentunya karena di tunggal putra khususnya tapi yang terpilih tiga dari enam orang," katanya.

Laki-laki kelahiran Surabaya itu mengenang ada syarat untuk menjadi atlet Olimpiade. Di mana syaratnya itu bukan hal mudah untuk dipenuhi.

"Dalam internal sendiri saja sudah melakui proses yang ketat. Dan itu dilakukan dengan selama dua tahun kita saling berprestasi, saling mengejar poin. Sangat bersyukur dan sangat berarti bagi saya," katanya. (Tka)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan