Suka Berwisata ke Bangunan Suci, Perhatikan 5 Hal Berikut!

Rabu, 25 April 2018 - Noer Ardiansjah

BERNAT Purol Mundo, wisatawan berkebangsaan Spanyol, bersama seorang rekannya merekam kegiatannya selama mengujungi Pura Gelap Besakih, Bali, pada 1 Desember 2017.

Pria berbewok tebal menggunakan topi merah putih tersebut sempat bercasciscus bahasa Spanyol di halaman muka salah satu bangunan di Pura.

Tak lama, Bernat beralih menuju salah satu bangunan suci. Pria berkemeja panti dengan motif kembang tersebut menaiki Padmasana. Memanjat lima penampang hingga mencapai puncak. Ia lalu duduk manis di pucuk Padmasana.

Video Bernat memanjat dan menduduki Padmasana kontan viral. Masyarakat Bali geram lantaran tempat bersembahyang dan menaruh sesaji bagi umat Hindu dinjak, dinaiki, dan diduduki. "Sangat tidak menghormati kami sebagai agama Hindu," ketus salah satu warganet.

Umat Hindu Bali kemudian menggelar upacara Prayascita, Ngulap Ambe, dan Guru Piduka untuk mensucikan Padmasana di Pura Gelap, (21/4), setelah sempat ternoda aksi memanjat Bernat.

Setelah video tersebut viral, sang aktor pemanjat pada video meminta maaf kepada seluruh umat Hindu. Dalam video unggahannya, Bernat mengutarakan 'ketidaktauhannya' terhadap bangunan suci tersebut menggunakan dua bahasa, Inggris dan Indonesia.

Patung Budha berwarna emas tersebut rencananya akan ditempatkan di altar utama pada puncak perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015 pada Selasa (2/6) mendatang. (ANTARA FOTO/Herman Dewantoro)

"Saya mintaf kepada umat Hindu Bali. Saya benar-benar tidak mengetahui bahwa tidak boleh naik ke Padmasana," terangnya.

Aksi Bernat bukan hal baru. Beberapa turis mancanegara maupun dalam negeri berkali-kali tertangkap melakukan tindakan tidak sepatutnya terhadap bangunan suci dan bangunan cagar budaya.

Sahabat MP enggak mau, 'kan kasus serupa menimpamu. Kamu harus hati-hati bila berwisata ke tempat-tempat suci dan bangunan cagar budaya.

Tapi jangan khawatir, redaksi merahputih.com telah menyusun panduan bagaimana seharusnya adab berwisata di tempat tersebut. Simak ulasannya berikut ini:

Sejumlah biksu dan umat Budha Jambi mengelilingi Candi Tinggi dalam rangkaian perayaan Waisak 2015/2556 B.E di kompleks Percandian Muaro Jambi, Jambi, Minggu (24/5). (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

1. Taati aturan

Hal pertama dan utama yang perlu kamu ketahui mengenai norma-norma bangunan suci. Setiap bangunan suci tentu memiliki aturan tertulis maupun tidak tertulis yang diperuntukkan bagi para pengunjung. Nah, untuk mengetahui hal tersebut, ada baiknya kamu langsung bertanya kepada para penjaga atau juru kunci. Jangan sampai tindakanmu malah menabrak aturan yang ada, seperti yang dilakukan oleh Bernat Purol Mundo. Ingat, malu bertanya sesat di jalan.

2. Jaga kebersihan dan etika

Ketika kamu akan masuk ke dalam bangunan suci, jangan lupa untuk lepas alas kaki. Perkara sepele ini terkadang kerap diabaikan. Alih-alih malas membuka sepatu, banyak para pelancong yang akhirnya "selonong boy". Selain tidak menghormati bangunan suci, juga dikhawatirkan membuat kotor tempat wisata tersebut.

3. Biasakan meminta izin

Kalau sampai menginap, ada baiknya kamu melapor serta meminta izin kepada pengurus. Kamu bisa membicarakan lewat penjaganya. Hal itu penting sebagai tanda penghormatan dan demi menghindari kesalahpahaman di kemudian waktu. Lebih penting lagi, jangan lupa juga aturan serta batasan tingkah laku.

4. Berpakaian sopan

Hendaklah berpakaian yang sopan dan tertutup. Jangan sampai pakaian yang kamu kenakan justru menarik perhatian serta membuat risih warga lokal dan pengurus tempat. Jangan memasuki area bangunan suci dengan mengenakan tangtop, celana pendek, baju tangan buntung, serta baju atau celana ketat. Perlu diingat, berwisata ke situs bangunan suci tidak seperti bervakansi pada umumnya. Ada beberapa aturan tak tertulis yang mesti kamu pahami.

Umat Budha mengikuti sembahyang menjelang Waisak di Vihara Girinaga, Makassar, Sulawesi Selatan, Mnggu (31/5). (ANTARA FOTO/Dewi Fajriani)

5. Siapkan mental dan sikap

Ini merupakan hal yang tak kalah penting. Jangan sampai mental dan sikapmu itu justru malah mengganggu para pengunjung lain. Apalagi sampai mengambil gambar atau berswafoto di dekat orang yang beribadah. Sungguhpun hal tersebut sangat tidak pantas karena dapat mengganggu mereka yang sedang berkhalwat. Setiap agama memiliki cara ibadah berbeda-beda. Bahkan tak sedikit pula yang sulit diterima akal dan kepercayaan agama lain. Namun, semua kembali kepada sikap untuk saling menghormati sesama umat beragama.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan