Studi Terbaru Ungkap Popularitas Berpotensi Turunkan Harapan Hidup Musisi, Gaya Hidup dan Kesibukan Tur Jadi Faktornya

Jumat, 28 November 2025 - Dwi Astarini

MERAHPUTIH.COM — POPULARITAS bisa membunuhmu. Ungkapan itu kini menemukan pembuktiannya. Sebuah studi terbaru mengungkap popularitas dapat memangkas beberapa tahun dari usia harapan hidup seorang musisi layaknya perokok. Studi terbaru ini membandingkan data antara penyanyi terkenal dan artis yang kurang dikenal.

Studi yang dipublikasikan di Journal of Epidemiology & Community Health ini menyebut popularitas mempersingkat usia hingga 4,6 tahun. Tur, pertunjukan, dan gaya hidup rock n roll sebelumnya sudah diketahui menurunkan harapan hidup musisi. Namun, analisis baru ini menunjukkan hubungan langsung antara ketenaran dan angka kematian untuk pertama kalinya.

Peneliti dari University Witten Herdecke di Witten, Jerman, meneliti data 648 penyanyi, yang setengahnya diklasifikasikan sebagai terkenal dan setengahnya lagi kurang terkenal. Mereka mencakup campuran artis solo, vokalis utama, dan penyanyi latar dalam sebuah band. Bintang terkenal dipilih dari daftar Top 2.000 Artists of All Time, yang disusun situs pemeringkat Acclaimed Music. The Beatles, Bob Dylan, The Rolling Stones, David Bowie, dan Bruce Springsteen berada di lima teratas sebagai nama yang paling dikenal.

Para akademisi mencocokkan setiap penyanyi terkenal dengan penyanyi yang kurang terkenal berdasarkan karakteristik seperti jenis kelamin, kewarganegaraan, dan genre musik. Mereka menemukan penyanyi terkenal hidup hingga usia rata-rata 75 tahun, sedangkan penyanyi kurang terkenal hidup hingga 79 tahun.

“Peningkatan risiko mortalitas yang terkait dengan ketenaran sebanding dengan risiko kesehatan terkenal lainnya seperti merokok,” ujar para penulis.

Baca juga:

Studi: Obesitas di Usia Dini Mengurangi Setengah Harapan Hidup Seseorang



Dengan mengisolasi ketenaran sebagai faktor risiko, studi ini menunjukkan meraih popularitas dapat menjadi titik balik yang memicu masalah kesehatan yang lebih besar. Artis solo juga memiliki risiko mortalitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan penyanyi yang dapat mengandalkan dukungan emosional dan praktis dari anggota band. Kehilangan privasi, sorotan publik yang intens, dan tekanan untuk tampil diduga menjadi faktor penyebab. Meskipun begitu, studi ini mencatat bahwa hubungan tersebut belum terbukti secara pasti.

“Menjadi terkenal merupakan faktor penting yang memengaruhi umur panjang dan menegaskan perlunya intervensi khusus untuk mengurangi efek merugikan ketenaran terhadap umur panjang,” imbuh para peneliti.

Namun, studi ini bias gender karena 83,5 persen peserta ialah laki-laki dan 16,5 persen perempuan.

Gaya hidup hidup cepat, mati muda sebelumnya menjadi fokus penelitian terkait dengan risiko mortalitas yang diasosiasikan dengan ketenaran, termasuk risiko lebih tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Studi berbasis di AS pada 2007 mencatat bintang pop yang mengalami ketenaran pada usia 2 hingga 25 tahun ditemukan memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lebih besar mengalami risiko mortalitas ketimbang populasi umum.

Di luar fakta yang terungkap dalam penelitian ini, budaya populer juga mengenal istilah ’27 Club’, kumpulan bintang rock yang meninggal pada usia 27 tahun, termasuk Amy Winehouse, Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison, Kurt Cobain, dan Brian Jones.

Meski begitu, sebuah studi pada 2011 yang diterbitkan di British Medical Journal menyimpulkan tidak ada peningkatan risiko kematian pada usia 27 tahun bagi musisi terkenal. Studi itu justru menemukan bahwa bintang rock muda memiliki risiko meningkat secara umum sepanjang usia 20-an dan 30-an.

Dalam beberapa tahun terakhir, penggemar dan orang-orang terdekat merasa terpukul oleh kepergian artis muda populer seperti rapper Mac Miller, 26, DJ Avicii, 28, dan Liam Payne dari One Direction, 31.(dwi)

Baca juga:

Hong Kong Miliki Angka Harapan Hidup Tertinggi di Dunia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan