Sesajen Bubur Merah Putih Ritual Khas Wayang Orang Bharata

Sabtu, 08 Agustus 2015 - Eddy Flo

MerahPutih Budaya - Pemberian sesaji atau sesajen memang sudah menjadi budaya masyarakat Indonesia khususnya yang berlatar belakang budaya Jawa. Hal tersebut dianggap lumrah dan biasa, sebagai sarana permintaan selamat kepada Yang Maha Kuasa.

Kebanyakan orang malah menganggap belum lengkap suatu acara jika tanpa sesajen, bahkan merasa was-was akan kemungkinan tidak lancarnya acara tersebut apabila tidak menyediakan sesajen. Tapi seiring berkembangnya zaman, kini sesajen dianggap hanya sebatas budaya tanpa unsur syirik atau menyekutukan Tuhan.

Kebiasaan menyediakan sesajen di Wayang Orang Bharata, sudah ada sejak dulu hingga sudah menjadi budaya.”kami menyediakan bubur Sengkolo setiap malam Minggu kalau mau pentas,” tutur M Yunus, Humas dan Kepala Rumah Tangga WO Bharata.

Bubur Sengkolo lebih dikenal sebagai bubur merah putih, yang merupakan bubur beras yang dicampuri gula merah dan bubur putih dengan sejumput parutan kelapa. Disediakannya bubur tersebut bukanlah perkara kebetulan tetapi mengingatkan akan warna bendera nasional Indonesia yaitu Merah Putih.

Pemberian bubur tersebut sudah menjadi tradisi di Wayang Orang Bharata, selain itu jika ada pementasan akbar pengurus akan mengadakan tumpengan, hal tersebut semata-mata dilakukan sebagai sarana supaya berkumpul dan berdoa kepada Tuhan YME.

“Tradisi yang sudah membudaya tidaklah syirik selama niatnya untuk Tuhan, bukan berarti ketika ada orang menyalakan dupa atau kemenyan untuk mengundang setan tetapi hanya untuk wewangian,”tutup Yunus.(hdi)

 

Baca Juga:

Fenomena Mistik di Gedung Wayang Orang Bharata

Wayang Orang Bharata Hidup Enggan, Mati Segan

Wayang Orang Bharata Lahir dari Sapta Marga TNI

Wayang Orang Bharata, Serpihan Budaya yang Tersisa di Jakarta

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan