Selebriti Indonesia Sayangkan Kelangkaan Film Anak

Jumat, 30 Maret 2018 - P Suryo R

FILM Indonesia saat ini mengalami kemajuan pesat. Sayangnya, kemajuan tersebut tak sebanding dengan kemajuan film anak-anak. Film anak-anak justru mengalami kemunduran. Padahal, anak-anak sedang dalam fase belajar dan proses belajar mereka banyak dipengaruhi dari tontonan.

Kelangkaan film anak tersebut mendapat perhatian khusus dari sejumlah selebriti tanah air. Berikut pendapat mereka mengenai kelangkaan film anak di Indonesia:

Chicco Jerikho

Chicco Jerikho
(FOto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Sebagai aktor, segala hal yang berkaitan dengan film Indonesia tentu saja mendapat perhatian darinya. Begitupun dengan film anak-anak. Chicco cukup prihatin dengan langkanya film anak-anak di layar lebar. "Suatu hari gue pernah ke bioskop dan ada ibu yang mengajak anaknya nonton film horor kategori 17 tahun ke atas. Padahal di situ ada film kategori segala usia," ujar Chicco prihatin. Dirinya berharap para orang tua lebih concern dalam memilih tayangan yang biaa disaksikan anak mereka.

Melihat kondisi tersebut, Chicco tak tinggal diam. Dirinya mencoba untuk berkontribusi untuk menyelamatkan generasi muda lewat film. Salah satu caranya asalah dengan mengambil peran dalam film keluarga.

"Akhir tahun ini gue bakal ambil bagian di Keluarga Cemara," ucap Chicco saat ditemui si Senayan City beberapa waktu lalu. Dirinya berharap, melalui kontribusi kecilnya tersebut, ia bisa turut seera dalam melestarikan film keluarga.


Danang

Danang
(Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Pria bernama lengkap Dimas Danang Suryonegoro atau yang kerap disapa Danang ini menyayangkan jarangnya film keluarga yang ramah anak di bioskop. Meski ia berharap akan inisiatif dari sineas, ia menuturkan jika orang tua harus berperan aktif.

"Anak-anak di bawah umur kan masih di bawah pengawasan orang tua. Sebagai orang tua kita yang harus terbuka dengan anak," ungkap Danang. Ia mencontohkan, di Indonesia seks merupakan sesuatu yang tabu. Padahal, edukasi seks perlu diberikan pada anak sejak dini.

Anak perlu mendapat penjelasan lebih lanjut dan informasi tersebut sebaiknya datang dari orang tua. "Sebagai orang tua, gue akan berusaha ngobrol sama anak gue. Misalnya, gue jelasin ini enggak boleh karena ini bukannya ini enggak boleh, titik," urainya.

Dirinya akan berusaha menjelaskan segala sesuatu dari aspek agama, sosial dan lain-lain. "Landasan hidup kita di Indonesia kan itu," tukasnya.


Rayi RAN

Rayi RAN
(Foto: MP/Iftinavia Pradinantia)

Rayi Putra Rahardjo telah resmi menjadi ayah dari seorang putra bernama Budi Abdulkadir Putra. Sebagai seorang ayah, Rayi peduli terhadap pendidikan anaknya kelak. Ia sadar, pendidikan dan pengembangan diri anaknya bergantung pada tontonan yang disaksikan sang anak.

Meski sang anak baru berusia satu tahun, Rayi sudah memikirkan langkah mengedukasi putranya, agar putranya tersebut cerdas dalam memilih tayangan film.

"Gue akan ajak diskusi dan kasih pengertian ke anak gue bahwa apa yang dia lihat di film itu enggak real," pungkasnya.


Putri Marino

putri marino
(Foto: instagram)

Kelangkaan film anak di Indonesia juga mendapat perhatian dari si cantik Putri Marino. Wanita yang dipinang Chicco Jerikho ada 3 Maret 2018 tersebut berharap para filmmaker lebih banyak memproduksi film anak agar anak-anak Indonesia teredukasi lewat tayangan berkualitas.

"Ketika anak Indonesia mau nonton film, mereka tuh enggak ada pilihan film anak-anak," jelas Putri saat ditemui di Senayan City kala mendampingi suaminya. Dirinya senang dan mendukung langkah Mira Lesmana yang akan segera memproduksi kembali film anak-anak.

Jika ia memiliki anak kelak, Putri ingin mengajak anaknya untuk menyaksikan film yang bermutu. "Aku akan ajak anakku untuk nonton film yang enggak hanya menghibur tetapi juga berbobot," urainya.

Ia berharap, sineas Indonesia lebih banyak memproduksi film-film berkualitas. "Kalau membuat film menghibur Indonesia sudah jagonya. Namun film berbobot di Indoneaia masih agak jarang," demikian penilaian Putri. (avia)

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan