Sejarah yang Terkubur di Evereld Menteng Pulo

Sabtu, 08 Juli 2017 - Rina Garmina

Deretan nisan berwarna putih terjajar rapi di atas hamparan rumput hijau. Kemudian terdapat pula sebuah bangunan unik di area makam. Anda yang sering melintasi kawasan Kasablanka, Jakarta, mungkin tahu tempat tersebut.

Itu adalah pemakaman bangsa Belanda, Evereld Menteng Pulo. Pemakaman ini berada di bawah naungan Kedutaan Besar Belanda. Meski tempat ini terbuka bagi umum, ternyata ada syarat yang harus dipenuhi pengunjung.

Pengunjung haruslah mereka yang memiliki minat terhadap sejarah dan arsitektur. Jika datang sekadar ingin menjadikannya sebagai lokasi pemotretan komersial, Anda akan ditolak petugas penjaga di gerbang.

Sejarah

Evereld Menteng Pulo dibangun pada 1947. Tanah yang digunakan merupakan hibah pemerintah Indonesia kepada pemerintah Belanda. Tujuannya ialah menampung jasad korban perang dari masa pendudukan Jepang hingga 1949.

Pemakaman ini didesain oleh Letnan Kolonel HA van Oerle dari Divisi Pertama 7 Desember. Peletakan pondasi pertama dilakukan oleh Letnan Jenderal Hendrik Simon Spoor ketika ia masih menjadi pemimpin militer tertinggi Belanda di Hindia Timur atau Indonesia. Pada 1946 hingga 1950, hanya ada 22 makam di sana. Namun, sejak 1960, Menteng Pulo menjadi makam bagi jasad-jasad yang telah dipindahkan dari beberapa daerah di Indonesia.

Daerah-daerah tersebut ialah Banjarmasin, Tarakan, Balikpapan, Manado, Makassar, Palembang, dan Cililitan. Total ada 4.300 makam di sana. Makam-makam itu dibagi menjadi 18 blok. Di dekat pemakaman terdapat pula Gereja Simultan yang di dalamnya terdapat salib dari bantalan rel yang diambil dari jalur rel Burma.

Suka sejarah dan arsitektur? Evereld Menteng Pulo ini layak Anda kunjungi lho. Jangan lupa, baca juga sejarah pemakaman Belanda lain pada artikel Kuburan Belanda Kamboja Saksi Bisu Peradaban Depok.

Bagikan

Baca Original Artikel

Berita Terkait

Bagikan