Satu Dubber, Banyak Karakter

Kamis, 30 November 2023 - Hendaru Tri Hanggoro

SUARANYA serak-serak basah. Biasa terdengar melalui saluran televisi saban Minggu pagi pukul delapan lewat siaran anime Doraemon. Anime populer Jepang ini diangkat dari manga karangan Fujiko F. Fujio.

Cerita Doraemon berkisar pada sosok 'Robot Kucing' dari masa depan yang dikirim untuk menolong anak pemalas bernama Nobita.

Hampir tiap generasi 90-an mengenali suara Doraemon di siaran televisi. Namun, tak banyak yang tahu seperti apa rupa si pemilik suara.

Dialah Nurhasanah Iskandar, pengisi suara (seiyuu) karakter Doraemon untuk anime Doraemon di RCTI sejak 1993. Perempuan berhijab ini menggantikan Anita Riyadi, pengisi suara pertama karakter Doraemon sejak 1989.

Sebelum menjadi pengisi suara Doraemon, Nur bekerja sebagai penyiar di Radio Republik Indonesia (RRI), mengisi program sandiwara radio Butir-Butir Pasir di Laut, mengisi suara serial Ramayana dan Mahabharata, dan telenovela Cinta Paulina.

Nur mengaku sebermula tidak mengetahui apa itu Doraemon. Dia tak memperhatikan perkembangan anime. Namun, tawaran mengisi suara karakter Doraemon justru datang dari kawannya. Dia diminta ikut casting dan menonton Doraemon.

“Enggak tahu, enggak pernah nonton. Namanya ibu rumah tangga, ke pasar, masak. Terus dibilang ‘Pokoknya lu tungguin saja di hari Minggu pagi jam delapan di RCTI. Pasti lu bisa’,” cerita Nur, di kanal Youtube Aji Darma Susanto.

Baca juga:

Budaya Populer Jepang, Invasi 'Kedua' Jepang di Indonesia

Nur memenuhi permintaan itu, lalu bersiap mengikuti audisi. Dia cuma disuruh bilang, “Baling-baling bambu”. Dia mengucapkannya. Kawannya bilang, “Seperti memanggil tukang sayur.”

Nur mencoba lagi, berulang-ulang. Dia merekam suaranya dan mengirimnya ke perusahaannya di sini. “Terus mereka bilang, 'mirip',” kata Nur, dalam kanal Youtube TonightShowNet 2014 silam.

Nur lolos audisi. Suaranya yang berat dan lucu disukai anak-anak Indonesia generasi 90-an yang selalu menonton film itu pada Minggu pagi. Penggemarnya jutaan banyaknya dari seluruh Indonesia.

Sekilas, mengisi suara tampak sepele. Namun, perjuangan mengisi suara karakter film, radio, dan sebagainya tak pernah mudah. Ada perjalanan dan latihan panjang menuju karakter suara yang pas.

Anime atau kartun tanpa suara hanya menjadi bisu. Suara begitu melekat di ingatan. Dalam proses sulih suara (dubbing), ada kegiatan pengisian suara yang merupakan bagian yang memberikan hasil akhir yang ditonton dan didengarkan oleh pemirsa.

Pengisi suara harus memahami benar tokoh dan situasi sosial budaya yang melatarinya. Dalam hubungan ini, kemampuan mengatur artikulasi sangat penting. Dia harus seperti seorang dalang yang dapat menuturkan kalimat-kalimatnya dengan karakter sosial dan intonasi serta tekanan yang tepat.

Inilah segi kebahasaan yang harus diterapkan dalam proses pengisian suara. Pengawasan dan pengarahan proses pengisian suara dilakukan oleh pengarah dialog.

Buku Seminar Sehari Meningkatkan Mutu Sulih Suara suntingan C. Ruddyanto, menguraikan secar jembar proses dubbing di Indonesia. Ada beberapa tahapannya: penerjemahan, penyelarasan naskah, pendapukan peran (casting), rekaman, dan penyelarasan akhir.

Pada tahap rekaman, pengambilan suara dilakukan di studio. Rekaman merupakan inti sulih suara. Orang yang paling berperan di dalam proses rekaman ini adalah pengarah dialog, di samping para pengisi suara sendiri.

Pengarah dialog mengarahkan para pengisi suara membawakan dialog film seperti yang seharusnya. Baik dan tidaknya hasil rekaman, bergantung pada pengarah dialog.

Mengisi suara dalam satu wahana dengan wahana lainnya juga menjadi tantangan. Nur merasakan perbedaan yang cukup signifikan ketika mengisi suara program sandiwara radio dan dubber Doraemon.

Saat di radio, kata Nur, ia hanya memainkan intonasi karena hanya suara yang didengar. Sedangkan di film, ia harus memperhatikan bagaimana karakter animasinya dan menyesuaikan dengan ekspresi.

Pengisi suara juga dituntut bugar. Dalam keadaan sakit, suara seseorang bisa berubah. Nur mengaku tak bisa mengerahkan teknik suara perutnya ketika sakit.

“Tapi kalau lagi serak, batuk, pilek, itu enggak bisa. Harus sembuh dulu. Untuk menjaga suara, ya, paling cuma minum air hangat sama istirahat yang cukup,” ujar perempuan yang akrab disapa Mama Emon itu.

Perjalanan Nur dengan Doraemon sempat berhenti sementara pada 2006. Posisinya digantikan oleh orang lain. Namun, manajemen memanggil kembali Nur satu tahun kemudian.

Nur tak tahu sebabnya. “Itu digantikan karena mungkin pihak manajemennya mau mencari karakter lain, mungkin bosan atau gimana. Ya sudah, kalau misalnya memang dia yang punya filmnya, mau bilang apa kita. Tapi akhirnya dipanggil lagi karena banyak yang komplain, 'kok suaranya beda ya?' Anak-anak dan orang dewasa,” kata Nur.

Kiprah Nur sebagai dubber Doraemon begitu dikenal masyarakat, termasuk tetangga dan keluarganya. Dia kerap beroleh pujian dari masyarakat yang senang dengan suaranya.

Kala berkumpul bersama keluarga, Nur juga beberapa kali menggunakan suara Doraemon untuk menghibur. Dia pernah bicara dengan suara Doraemon di depan teman anak-anaknya yang masih kecil.

Baca juga:

Berlindung dari Sinar Matahari Bersama Doraemon

(Foto: Unsplash/David Kristianto)
(Foto: Unsplash/David Kristianto)

Meski sudah tenar, Nur tak pelit berbagi rahasia. Dia menyarankan orang yang ingin menjadi dubber untuk mengisi suara di radio lebih dulu. Karena di tempat ini, pengisi suara akan terlatih memperhatikan intonasi.

Jika sudah terbiasa, orang akan lebih mudah untuk menjadi dubber sebuah tayangan. “Memang susah-susah gampang. Memang harus dilihat dari gambarnya juga, terus suara dia juga. Pokoknya yang penting bisa baca. Harus berani dan yakin, pasti bisa,” kata Nur sambil tertawa.

Ujung karier Nur sebagai dubber tiba pada 2017. Dia pensiun dan digantikan oleh putra bungsunya, Dana Robbyansyah sampai sekarang.

Nur sempat memberikan masukan dan menilai bagaimana Dana menirukan suara teman Nobita itu.

“Misalnya pas Doraemon takut ada tikus, terus dia kan harus teriak-teriak dan marah-marah. Nah, itu dia yang bisa. Tapi secara umum dia sudah lumayan, karena dulu pernah ikut drama radio,” ujarnya.

Nur tutup usia pada 12 Juli 2020 setelah menderita serangan stroke. Jasad Nur berbaring di dalam tanah, tapi kenangan akan suaranya tetap melambung di ingatan banyak orang hingga kini. (and)

Baca juga:

Doraemon Story of Seasons: Friends of the Great Kingdom Hadir dalam Takarir Bahasa Indonesia

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan