Salut, Mahasiswi Difabel ini Raih Rekor Renang di ASEAN Para Games!

Kamis, 26 Oktober 2017 - Rina Garmina

KETIDAKSEMPURNAAN fisik tidak menghalangi gadis berambut panjang ini untuk berprestasi. Walaupun hanya memiliki satu kaki, ia berhasil memecahkan rekor renang ASEAN Para Games 2017.

Namanya Laura Aurelia Dinda. Dia adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Mahasiswi angkatan 2017 ini sukses menyabet emas dengan catatan waktu tercepat 1 menit 30.27 detik di nomor 100 meter gaya bebas kelas S6. Prestasi ini membuatnya berhasil merebut rekor perenang tercepat Se ASEAN yang sebelumnya dipegang oleh Thongbai Chaiswas.

Thongbai adalah perenang dari Thailand yang memegang rekor perenang putri tercepat pada 2011 dengan waktu 1 menit 30.77. Laura lahir di pekanbaru, 22 september 1999 dengan kondisi fisik normal.

Sejak kecil ia sudah jatuh cinta dengan dunia renang. Kecintaannya pada dunia renang mulai muncul sejak kelas tiga sekolah dasar. Awalnya, ia bergabung dengan klub renang sebagai terapi penyakit asma yang dideritanya. Lama kelamaan berenang menjadi hobi yang ia tekuni.

Laura pun menggeluti olahraga ini dengan serius dengan mendaftarkan diri sebagai atlet renang daerah. Sayang, musibah menghampirinya. Laura terjatuh di kamar mandi saat tengah berlatih POPDA 2 tahun lalu. Tulang kakinya patah dan harus diamputasi. Laurapun harus memakai kursi roda untuk mobilisasi.

Hatinya hancur, semangatnya patah dan dunianya sempat terasa runtuh. Namun, ia perlahan bangkit mengumpulkan semangat dan impiannya untuk berprestasi.

"Saya sempat putus asa dan menangisi nasib. Tapi saya sadar sukses itu bisa diraih meskipun dalam keterbatasan. Maka saya terus berenang meski hanya dengan satu kaki," ujar dara berlesung pipi ini sambil tersenyum.

Di awal kembali berenang, Laura mengaku sempat takut dan tidak percaya diri. Ia khawatir dan cemas tak mampu menyelesaikan berennag hingga garis finish. Tapi ketakutan ini sirna saat melompat dari papan start. Ada rasa khawatir tidak mampu berenang dan menyelesaikan kompetisi.

“Sebelum meluncur ke arena saya merasa takut sekali bahkan tidak ingin berenang. Namun akhirnya persaanitu hilang saat melompat dari papan start," tambahnya.

Semangatnya untuk menyingkirkan keterbatasan diganjar sederet prestasi. Pada Pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XV, Laura memborong sejumlah penghargaan, yakni medali emas di nomor 50 Meter Gaya Punggung S9 Putri dan medali emas 400 Meter Gaya Bebas S9 Putrri.

Perjuangan Laura untuk bangkit dari keputusasaan patut dijadikan teladan. Sosoknya bisa jadi inspirasi anak muda agar tidak menyerah pada
keterbatasan fisik untuk berprestasi. Walau harus berjuang lebih keras, Laura berhasil membuktikan pengorbanan dan kerja keras membuahkan hasil membanggakan.

Artikel ini dibuat berdasarkan laporan Teresa Ika, kontributor Merahputih.com wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. (*)

Simak pula artikel Richard Sam Bera dan Costeira Ramaikan Bengkulu Triathlon.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan