Salawat Dulang, Budaya Lisan di Minangkabau yang Masih Dipertahankan
Jumat, 09 Oktober 2015 -
MerahPutih Budaya - Salawat dulang, disebut juga salawek talam atau salawat talam dalam bahasa Minangkabau yang merupakan budaya lisan Minangkabau yang bertema Islam.
Budaya lisan ini berupa pertunjukkan dua orang membacakan hafalan teks diiringi tabuhan dulang, nampan kuningan berdiameter 65 cm.
Dalam pertunjukkan salawat dulang, dua pendendang duduk bersisian dan menabuh dulang bersamaan. Keduanya dapat berdendang bersamaan atau saling menyambung larik dalam syair. Pendendang umumnya laki-laki. Namun, kini terdapat pula pendendang-pendendang perempuan meskipun belum begitu diterima di masyarakat Minangkabau sendiri.
Penampilan salawat dulang berupa tanya jawab, saling serang, dan saling mempertahankan diri sehingga pendendang kadang dijuluki menurut nama-nama senjata, seperti "peluru kendali" dan "gas beracun" dan hanya bisa dilaksanakan bila pendendang berjumlah setidaknya dua orang.
Pembacaan hafalan teks berdurasi antara 25 hingga 40 menit, biasanya berisi tafsiran dari ayat al-Quran atau Hadits yang telah ditulis sebelumnya. Sesi pembacaan satu teks ini disebut salabuahan (disebut juga satanggak atau satunggak).
Salawat dulang tersebar luas di ranah Minangkabau dan kadang hanya disebut salawek atau salawat dalam percakapan sehari-hari. Tradisi salawat dulang yang sudah turun menurun tersebut merupakan salah satu tradisi kebudayaan masyarakat Minangkabau yang masih dipertahankan.
Pertunjukkan salawat dulang dipertunjukkan pada hari-hari besar umat muslim seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul Adha atau pada upacara bernuansa agama seperti ketika menaiki rumah baru dan khatam al-Quran.
Sementara untuk tempat penyelenggaraan salawat dulang biasanya merupakan tempat yang dipandang terhormat menurut nilai masyarakat Minangkabau, seperti surau atau masjid, atau tempat untuk tamu yang dihormati bila diadakan di rumah penduduk (terletak di bagian kiri dari pintu masuk utama).
Baca Juga:
- Mengenal Tari Topeng Malangan, Wisata Budaya Malang yang Hampir Punah
- Menengok Situs Budaya Moraya yang Rusak Tak Terurus
- Parade Budaya di Festival Senggigi 2015
- Tari Beskalan, Wisata Budaya di Malang untuk Ritual Hingga Sambutan Selamat Datang
- Mengenal Tari Tebe yang Dijadikan Simbol Kebahagiaan Masyarakat Belu