Rizal Ramli: Bodoh Jika Tidak Maksimalkan Kebijakan Ekonomi Tahap V
Kamis, 22 Oktober 2015 -
MerahPutih Bisnis - Pemerintah hari ini (22/10) resmi mengeluarkan paket kebijakan ekonomi tahap V, di Istana Kepresidenan, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Paket kebijakan ini lebih fokus kepada insentif potongan pajak penghasilan (PPH) dalam aksi revaluasi paket.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menilai kebijakan ini harus dapat dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga harga aset BUMN bisa meningkat.
Tak tanggung-tanggung Mantan Menteri Perekonomian era Abdurrahman Wahid atau yang akarab disapa Gus Dur itu menyebut bodoh bagi perusahaan BUMN yang tidak mengambil kesempatan baik ini.
"Jika ini dilakukan oleh BUMN-BUMN bagus sekali, kalau mereka tidak lakukan itu bodoh," katanya di Jakarta, Kamis, (22/10).
Rizal mengatakan BUMN memiliki banyak sekali aset. Maka dengan memanfaatkan kebijakan ini, dapat mengubah nilai aset propertinya. Sehingga dapat meningkatkan kapasitas untuk menarik modal, kredit, atau obligasi untuk kebangkitan ekonomi Indonesia sangat besar.
"Aset mereka banyak aset historis, seperti Bulog, KAI, Jasa Marga, Peruri. Kalau direvaluasi, maka asetnya meningkat berkali-kali. Modalnya juga akan besar, sehingga kapasitas untuk menarik modal, kredit, atau obligasi untuk kebangkitan ekonomi Indonesia besar," jelasnya.
Pada tahun 2000 PT PLN (persero) nyaris bangkrut karena modalnya minus Rp9 triliun, sedangkan asetnya Rp50 triliun. Dalam keadaan tersebut, PLN meminta uang dari negara. Namun ditolak oleh pemerintah. Tetapi berkat aksi revaluasi aset PT PLN yang disebut nyaris bangkrut terselamatkan. Artinya kebijakan ini sangat penting bagi BUMN. (rfd)
Baca Juga: