Revitalisasi TIM Dianggarkan Rp1,8 Triliun, Jakpro Bantah Ambil Keuntungan

Selasa, 26 November 2019 - Zulfikar Sy

MerahPutih.com - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) menampik banyak pihak yang menuding ada pengngambilan keuntungan dari revitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM).

"Nanti kalau dibilang Jakpro ambil keuntungan. Enggak. Sama sekali enggak. Saya jelaskan, sekali lagi, sama sekali enggak. Dari biaya penyusutan sudah Rp90 miliar per tahun. Belum biaya lain," kata Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto di kantornya, Senin (25/11).

Baca Juga:

Pembangunan Hotel di TIM Tuai Polemik, JakPro Ajak Para Seniman Duduk Bersama

Dwi juga menolak anggapan bahwa ada upaya komersialisasi TIM oleh PT Jakpro pasca direvitalisasi.

Gedung Bioskop XXI di Kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat (ANTARA/Shofi Ayudiana)
Gedung Bioskop XXI di Kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat (ANTARA/Shofi Ayudiana)

"Hasil dari optimalisasi, bukan komersialisasi, itu akan dikembalikan ke TIM ini. Siapa pun yang mengurus. Bahkan kalau pun Jakpro enggak ngurus, enggak jadi pengelola, enggak masalah. Kita hanya memberikan pondasi. Supaya nanti meringankan APBD-nya DKI dalam merawat TIM yang sudah modern. Itu supaya enggak rancu," papar dia.

Dwi pun menjelaskan pihaknya membutuhkan dana sebesar Rp1,8 triliun untuk merehabilitasi TIM dalam bentuk penyertaan modal daerah (PMD). Kemungkinan akan ikut mengelola dalam waktu 20 tahun.

"Dalam (ilmu) akuntansi gedung itu umurnya 20 tahun, disusutkan 20 tahun. Jadi kalau nilai gedung Rp1,8 triliun, dibagi 20 tahun. Setahun berapa penyusutan. 90 miliar per tahun itu biaya yang dikeluarkan oleh Jakpro," ungkap dia.

Penyusutan itulah, kata Dwi, yang menjadi kerugian pihaknya. Namun, pihaknya akan tetap transparan.

"Nah, karena ada penyusutan itu, ada rugi labanya di Jakpro. Kita akan open book. Pengelolaan TIM akan terbuka, berapa biaya pemeliharaan, kebersihan, dan sekuriti hingga listrik. Itu yang nanti dikelola secara transparan," katanya.

Baca Juga:

JakPro Sebut Desain Awal Revitalisasi TIM Tak Ada Pembangunan Hotel

Ia pun bercerita pernah dalam sebuah musyawarah, ada seorang dosen dari Universitas Trisakti yang menyebut bahwa biaya revitalisasi terlalu mahal dan tak mungkin balik modal jika dikomersilkan.

Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta. (Foto: MP/Noer Ardiansjah)
Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta. (Foto: MP/Noer Ardiansjah)

"Ya enggak mungkin balik (modal). Makanya itulah negara hadir. Swasta enggak mungkin mau melakukan revitalisasi. Orang ruginya sudah jelas. Katakanlah dikelola 25 tahun, tiga tahun ngebangun, ya antara Rp80-90 miliar ruginya per tahun," tutupnya.

Proyek pembangunan rehabilitasi TIM sudah dimulai sejak Juli 2019. Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp1,8 triliun. Pemprov DKI sudah mengantongi anggaran yang bersumber dari APBD 2019 Rp200 miliar. Sisanya, diajukan dalam rancangan anggaran 2020 dan 2021.

Revitalisasi tahap pertama meliputi bangunan Masjid Amir Hamzah berlokasi di area Plaza Graha Bhakti Budaya, Gedung Parkir Taman dan Pos Damkar yang dikerjakan mulai dari Juli-Desember 2019.

Tahap selanjutnya revitalisasi meliputi Gedung Perpustakaan dan Wisma TIM termasuk hotel bintang 5 dikerjakan dari Juli 2019 hingga Desember 2020 di area eks kantor DPP angkatan 66 ARH hingga jajaran kantin.

Proyek revitalisasi ini direncanakan akan selesai pada pertengahan tahun 2021. (Asp)

Baca Juga:

Tender Stadion JIS Gaduh, Anies Lempar Tanggungjawab ke Jakpro

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan