Rekaman Audio Bocor, Trump Pernah Ungkap Keinginan Bom Moskow dan Beijing
Kamis, 10 Juli 2025 -
MerahPutih.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pernah memperingatkan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, akan melakukan serangan bom ke Moskow dan Beijing.
Hal itu jadi ancaman Trump jika mereka mengambil tindakan terhadap Ukraina dan Taiwan.
Ancaman disampaikan oleh Trump kepada para pendonor dalam acara penggalangan dana untuk kampanyenya tahun 2024.
Rekaman audio yang dirilis oleh CNN dan dilaporkan oleh Kantor Berita Rusia RIA Novisti, Rabu (10/7).
Baca juga:
Netanyahu Sebut Nominasikan Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian, begini Peluang Terpilihnya
"Kepada Putin saya sampaikan: ‘Kalau kamu masuk ke Ukraina, saya akan bom Moskow habis-habisan. Saya beri tahu, saya tidak punya pilihan lain.' Lalu dia bilang, 'Saya tidak percaya.' Dia bilang: 'Tidak mungkin.' Dan saya bilang, 'Mungkin,” kata Trump dalam rekaman tersebut.
"Lalu dia bilang lagi: 'Saya tidak percaya.' Tapi kenyataannya dia percaya saya 10 persen. Saya sudah bilang, dia percaya saya 10 persen,” sambungnya.
"Saat saya bersama Presiden Xi dari China. Saya mengatakan hal yang sama kepada mereka, saya sampaikan, 'Kalau kalian masuk ke Taiwan, saya akan bom Beijing habis-habisan.’ Dia pikir saya gila," kata Trump di rekaman itu.
Setelah panggilan telepon dengan Putin pada Kamis (3/7), Trump mengatakan, dia tidak senang dengan perkembangan yang terjadi di Ukraina, dan menambahkan bahwa belum ada kemajuan dalam masalah tersebut.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa Moskow memperhatikan secara saksama pernyataan Trump.
Presiden AS Donald Trump pada Selasa (8/7) menolak untuk mengungkapkan rencananya terkait Rusia, dengan alasan ia ingin membuat sedikit kejutan.
"Saya tidak akan memberi tahu Anda. Bukankah kita ingin sedikit kejutan?" kata Trump dalam rapat kabinet ketika ditanya apakah ada rencana yang akan dilakukannya setelah ia mengaku "tidak senang" dengan hasil percakapannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara dalam rapat kabinet, Trump sekali lagi menegaskan ketidakpuasannya terhadap Putin.
RUU tentang peningkatan sanksi terhadap Rusia yang dipimpin oleh Senator Lindsey Graham akan dibahas pada 9 Juli, kata mantan Ketua DPR AS Newt Gingrich. (*)