Pulau Biak, Tempat Wisata Favorit Sisa-sisa Perang Dunia II
Rabu, 15 Februari 2017 -
Pulau Biak terletak di dekat ujung barat Pulau Papua. Pada Perang Dunia II atau sekitar tahun 1944, di pulau ini terjadi pertempuran sengit antara tentara sekutu dengan tentara Jepang, memperebutkan kawasan tersebut. Sisa-sisa pertempuran sengit Jepang dengan sekutu pada Perang Dunia II itu pun masih terlihat di beberapa tempat di pulau ini.
Salah satunya adalah Gua Binsari, atau Gua Nenek. Diberi nama Gua Binsari karena, konon, sebelum dijadikan sebagai tempat persembunyian, penyimpanan logistik sekaligus persembunyian tentara Jepang dalam Perang Dunia II gua ini dihuni oleh nenek bernama Abyab Binsari.
Gua ini pun sempat dihancurkan oleh tentara sekutu di bawah pimpinan Jenderal Douglas Mcarthur pada tahun 1944. Dalam peristiwa itu sekitar 6000 tentara Jepang tewas, terkubur hidup-hidup.

Dalam pertempuran sadis perebutan Pulau Biak di Perang Dunia II ini memakan korban 474 orang tewas dan 2. 428 luka-luka pada kubu tentara sekutu, sekitar 6.000 orang tewas, 450 orang tertawan serta 4.000 tentara Jepang lainnya tak diketahui nasibnya, atau hilang dalam tugas dan diasumsikan tewas.
Saat ini, kawasan Gua Binsari menjadi salah satu destinasi wisata paling favorit di Pulau Biak. Untuk bisa menuju lokasi ini, hanya memakan waktu sekitar 30 menit dari Kota Biak. Di kawasan ini, pengunjung juga bisa melihat sisa-sisa pertemputan sadis antara tentara Jepang melawan sekutu. Mulai dari berbagai jenis amunisi, helm tentara, serta berbagai jenis benda peninggalan lainnya. Bahkan, sisa-sisa tulang belulang tentara Jepang yang terletak di kawasan di sekitar gua.
Berdasarkan beberapa sumber, Pertempuran Biak merupakan bagian dari kampanye Niugini dalam Perang Dunia II. Pertempuran tersebut dilakukan oleh sekutu dan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang dari 27 Mei 1944 hingga 20 Juni 1944. Di sinilah untuk pertama kalinya pihak Jepang menggunakan taktik penyergapan dalam skala besar di Perang Dunia II.