Heart of the Earth, Seni Digital tentang Dampak Perbuatan Manusia terhadap Bumi

Rabu, 10 Juni 2020 - Leonard

ANCAMAN pemanasan global terhadap kelestarian Bumi nyata adanya. Peningkatan level permukaan laut membuat satwa laut berada di bawah ancaman parah. Kegiatan dan konsumsi manusia telah menimbulkan masalah bagi ekosistem Bumi. Tak dimungkiri, manusia turut andil atas kerusakan yang terjadi.

Untuk menandai Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan demi membuka mata dunia akan situasi alam saat ini, Google dan PBB baru-baru ini meluncurkan serangkaian karya seni digital yang menyoroti kenyataan dari perubahan iklim global. Mengikuti laporan penting PBB tentang efek pemanasan 1,5 celsius di atas level praindustri, proyek Heart of the Earth Google Arts & Culture telah menyatukan lima seniman untuk mengeksplorasi kesimpulan utama lewat media seni digital.

Baca juga:

Fenomena Lubang Terbesar Lapisan Ozon di Atas Arktik Akhirnya Tertutup, Apa Penyebabnya?

1
Proyek ini menyatukan lima seniman. (Foto: artsandculture)

Jika data iklim sering menjadi bahan grafik dan bagan yang sulit ditembus, melalui karya seni daring gratis ini, data temuan penelitian dipelintir jadi sesuatu yang bisa dinikmati. Dengan dasar angka-angka dari Organisasi Meteorologi Dunia dan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional, seni dibuat untuk menyoroti peningkatan permukaan laut, kehidupan laut yang menurun, konsumsi makanan, dan gletser yang mencair.

Cristina Tarquini dengan karya Acidifying Ocean menunjukkan bagaimana kenaikan kadar CO2 menyebabkan pemutihan karang. Spesies ikan menghilang dan populasi ubur-ubur, sebaliknya, meledak.

Karya Coastline Paradox oleh Timo Aho dan Pekka Niittyvirta mengeksplorasi efek pada kota-kota yang diperkirakan akan mengalami kenaikan permukaan air laut. Kedua seniman juga menggambarkan jumlah orang yang mungkin akan dipindahkan sebagai akibat bencana itu.

Baca juga:

Singapura Temukan Perangkat Penghasil Listrik Bertenaga Bayangan

2
Lockdown memberi efek positif ke seluruh dunia. (Foto: eluniversal)

Pada Timelines, fotografer Fabian Oefner menggunakan citra drone untuk menangkap retret dramatis gletser Rhone dan Trift di Swiss selama 140 tahun terakhir. Karya seni What We Eat karya Laurie Frick meneliti jejak karbon dari diet individu melalui visualisasi kode warna yang digambar dengan tangan.

Karya-karya yang dihasilkan menjadi pengingat bahwa ada banyak sekali yang dipertaruhkan jika Bumi ini tak lagi asri. Untungnya, lockdown yang terjadi di berbagai belahan dunia belakangan memberi kita kesempatan untuk memikirkan kembali hubungan manusia dengan planet ini.(lgi)

Baca juga:

Tingkat Polusi Udara Tiongkok Meningkat Pasca Lockdown

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan