PINTU Incubator dan Ecole Duperre Paris Dukung Brand Lokal di JF3 Fashion Festival
Kamis, 01 Agustus 2024 -
MerahPutih.com - Kerlap kelip lampu spot light menyoroti catwalk JF3 Fashion Festival yang akan menampilkan berbagai koleksi dari PINTU Incubator x Ecole Duperre Paris di Summarecon Mall Serpong, Tangerang, Rabu (31/7).
PINTU Incubator sebagai platform yang menaungi para desainer berhasil memboyong sekolah mode Ecole Duperre Paris dengan melibatkan alumninya, yaitu Louisa Gauchon, Guys Chassing, Coline Percin, Noemie Jondot, Ninot Fievet, dan Daniel Cheruzel untuk berkolaborasi pada tahun ini.
Pada momen ini, PINTU Incubator membawa lima brand lokal. Kelima brand itu berhasil lolos inkubasi PINTU Incubator untuk mengisi runway JF3 tahun ini, yaitu Sense, Enigma, Denim It Up, Arae, dan Tales and Wonder.
Founder LAKON Indonesia dan Co-Inisiator PINTU Incubator, Theresia Mareta mengatakan, forum ini bertujuan untuk mempertemukan generasi baru dari para pelaku fesyen Indonesia dan Prancis. PINTU Incubator juga ingin memberdayakan dan mendorong penggiat fesyen di tingkat nasional hingga internasional.
"Upaya ini akan memberikan manfaat besar bagi industri fesyen Tanah Air, yang paling penting berdampak besar bagi masyarakat secara luas," katanya.
Baca juga:

Model tersebut menggunakan pita bulu berwarna merah muda yang dipadukan dengan mini dress hitam, kemudian mengadopsi gaya korset yang menampilkan kesan ramping di bagian perut.
Koleksi Louisa Gauchon yang bertajuk "Who Will be Crowned the Big Winner?" itu, merepresentasikan akulturasi estetika budaya tinggi, seperti seni klasik dan buaya aristokrat seperti streetwear.
Louisa Gauchon mengatakan, kreasi ini melahirkan gaya hibrida baru yang modis. Louisa Gauchon juga menganggap, padu padan dalam satu rancangannya dibuat dengan pakaian olahraga dan elemen baroque sebagai ide untuk menghasilkan eksperimen gaya, layer, volume dan bentuk.
Baca juga:
Selanjutnya, ada koleksi dari Coline Percin. Koleksinya yang paling legit adalah detailing item unik yang mirip dengan bantal dan dirancang menjadi outer. Terlihat, model berjalan dengan outer putih gading yang mirip dengan bantal, kemudian di sisi pinggirnya dilipat rempel.
Punya warna senada, celananya juga dirancang dengan bentuk rempel pula. Desain ini dirancang khusus musim dingin tiba. Diketahui, Coline Percine membawa koleksinya dengan tajuk "Terraterre: The Imaginary Wardrobe". Koleksi ini merupakan cara Coline Percin mewujudkan kecintaannya terhadap kerajinan benang savoir faire, yakni rajutan dan crochet.
Salah satu brand lokal yang koleksinya cukup menarik datang dari ARAE. Mereka membawa menswear yang kasual, santai, dan nyaman.
Founder ARAE, Khoirunnisa Pulungan mengatakan, sebagai brand lokal yang ingin bergerak ke pangsa internasional, pihaknya mempelajari bahwa brand juga perlu memperhatikan perilaku konsumen, termasuk sasaran pasarnya.
Baca juga:

Nisa menambahkan, konsep yang coba direpresentasikan pihaknya dalam gelaran JF3 adalah harmonisasi alam yang disebut Jaga Bentala, melalui koleksi meadow atau padang rumput. Secara detail, motif koleksi yang dibuat berasal dari bunga-bunga khusus daur ulang dengan teknik khusus ala ARAE.
Berbagai koleksi ARAE didominasi warna cream dan cokelat. Jadi, kesannya sangat teduh laiknya padang rumput itu sendiri.
Nisa mengatakan, Bentala memiliki arti Bumi, sedangkan jaga berarti menjaga. Artinya, Jaga Bentala adalah menjaga Bumi. Semua ini, kata Nisa, berangkat dari idealisme brand-nya yang ingin menekankan keberlanjutan.
"Konsep yang kami angkat itu dari setiap material, setiap proses yang kami lakukan gitu, Itu langkah daripada menjaga Bumi kita. Sebab, prosesnya hingga bahannya semua ramah lingkungan dan lain-lain," katanya. (TKA)