Pertamina Bantah Manfaatkan Kelangkaan BBM SPBU Swasta, Fokus Utama Stabilitas Harga dengan Mendorong Kerja Sama Impor Bersama Vivo dan APR.

Rabu, 08 Oktober 2025 - Angga Yudha Pratama

Merahputih.com - PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak mengambil keuntungan di tengah situasi kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tengah dihadapi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta.

“Pertamina tidak memanfaatkan situasi ini (kelangkaan BBM swasta). Kami juga tidak mencari keuntungan,” kata Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius, Selasa (8/10).

Simon menjelaskan bahwa diskusi intensif terus dilakukan dengan badan usaha pengelola SPBU swasta demi mencapai titik temu dan kesepakatan.

Baca juga:

Etanol Ditolak Badan Usaha Swasta, ini nih Regulasi Pemakaiannya dalam Kandungan BBM di Indonesia

Dalam proses negosiasi tersebut, baik Pertamina maupun pengelola SPBU swasta berupaya untuk saling terbuka satu sama lain.

“Kami sama-sama open book agar harga di masyarakat tidak terpengaruh. Agar tidak ada kenaikan harga di masyarakat,” jelas dia.

Sementara itu, Pertamina Patra Niaga mengonfirmasi bahwa PT Vivo Energy Indonesia (Vivo) dan PT Aneka Petroindo Raya (APR)-AKR Corporindo Tbk (pengelola SPBU bp) telah menyetujui langkah tindak lanjut kerja sama impor BBM ke tahap pembahasan yang lebih teknis.

Pj Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun menyebut tahapan selanjutnya meliputi kesepakatan dokumen pernyataan guna menjamin Good Corporate Governance (GCG) dan kepatuhan regulasi, seperti pernyataan antimonopoli, antikorupsi, dan kepatuhan hukum lainnya.

Selain itu, badan usaha swasta akan menyampaikan komoditas BBM yang mereka butuhkan, diikuti dengan pembahasan spesifikasi produk, key terms, serta syarat dan ketentuan umum lainnya.

Baca juga:

BBM dengan Kandungan Etanol Ditolak SPBU Swasta, Pertamina: Lazim Digunakan Perusahaan Migas Dunia

Roberth menambahkan bahwa proses pengadaan akan berjalan berdasarkan kesepakatan ketiga badan usaha tersebut, mengingat pengiriman kargo akan dilakukan dalam satu pengadaan yang terintegrasi, bukan secara terpisah.

Di sisi lain, pembicaraan dengan Exxon dan Shell masih tertunda; Shell memerlukan koordinasi dengan kantor pusatnya, sedangkan Exxon masih memiliki stok yang mencukupi sehingga akan membahas kebutuhan impornya untuk bulan November.

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan