Peristiwa Gedoran Depok, Perampokan Massal Terhadap Duabelas Marga?
Rabu, 30 Maret 2016 -
MerahPutih Budaya - Meski Indonesia sudah merdeka, namun rentetan peristiwa berdarah justru terus bergulir di setiap sudut kota. Pada tanggal 11 Oktober 1945, misalnya. Di Kota Depok meletup sebuah "perang saudara" yang melibatkan pejuang revolusi, seperti Ibrahim Adjie, beberapa jawara dari Banten, Bogor, dan Jakarta melawan masyakat Kaum Depok.
Hari Kamis siang ketika itu, merupakan peristiwa memilukan bagi Kaum Depok. Pasalnya, selain menyandera beberapa anak kecil dan perempuan, tidak sedikit dari lelaki Kaum Depok yang terbunuh akibat peristiwa tersebut.
(Ferdy Jonathans menunjukkan foto-foto. Foto MerahPutih/Noer Ardiansjah)
Selain itu, berdasarkan cerita Ferdy Jonathans, salah satu dari duabelas marga Kaum Depok mengatakan, peristiwa tersebut seperti peperangan semi penjarahan. Tak ubahnya Peristiwa Mei '98, dampak dari Gedoran Depok banyak pula pencurian massal yang dilakukan atas aset berharga yang dimiliki duabelas marga tersebut.
"Banyak yang hilang. Peristiwa Gedoran Depok, hampir serupa dengan Peristiwa Mei '98. Barang berharga banyak yang hilang, salah satunya lonceng bersejarah," kata Ferdy Jonathans di kantor Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein, Jalan Pemuda, Depok, Jawa Barat, Selasa (30/3).
(Foto lonceng bersejarah di Depok. Foto MerahPutih/Noer Ardiansjah)
Selain lonceng, tambah Ferdy, masih banyak lagi yang hilang usai peristiwa tersebut. "Ada pula uang, emas, perak, peralatan pecah-belah, perangkat gamelan, dan lainnya," tambahnya.
Terhadap peristiwa tersebut, Ferdy katakan sangat memakluminya. Selain itu, dirinya dan beberapa marga lainnya juga sudah memaafkan segala perbuatan atas peristiwa memilukan itu. "Kami sangat memakluminya. Pada saat itu, keadaan masyarakat luas sedang susah. Sedangkan kami, hidup serba berkecukupan. Kami telah memaafkan apa yang sudah terjadi. Namun, kami tidak akan pernah melupakan peristiwa memilukan itu," katanya lirih. (Ard)
BACA JUGA: