Penyandang Disabilitas Tak Layak Diabaikan dalam Dunia Fesyen
Kamis, 19 Desember 2019 -
KERAGAMAN dalam dunia industri fesyen nampaknya sudah semakin terlihat jelas. Beberapa perancang dari Tommy Hilfiger, Chromat, FFORA dan lain-lain percaya bahwa pendekatan berbeda yang mereka ambil adalah tepat.
Mereka menjadikan individu disabilitas sebagai model merupakan keputusan jangka panjang yang selama ini diabaikan dalam industri fesyen. Dilansir dari Hypebae, masing-masing dari para perancang busana memiliki cerita sendiri terkait penyandang disabilitas.
Baca Juga:
2020, Tahun Mati Gaya buat Streetwear

Lucy Jones, founder dari FFORA, produsen tas dan aksesoris gaya hidup untuk para penyandang disabilitas. Dengan slogan Disability first - made adaptable for all, FFORA menyediakan aksesoris tas, dompet, cupholder, tumbler, dan lain-lain yang bisa dipasang ke kursi roda atau peralatan lainnya sesuai kebutuhan.
Dilansir dari Teen Vogue, Jones mengatakan bahwa berdirinya FFORA terinspirasi dari pembicaraannya dengan anggota keluarga yang menderita penyakit lumpuh otak (cerebral palsy) mengenai kesulitan berbusana atau mencari aksesoris khusus.
Baca Juga:

Sejak saat itu, Jones mulai tergerak dan merasa bahwa ia harus melakukan sesuatu terkait masalah ini. Jones menghabiskan waktu selama satu tahun untuk mendengarkan, mengamati, serta berkolaborasi dengan komunitas disabilitas sampai pendirian aksesoris yang fashionable sekaligus fungsional untuk penyandang disabilitas.
Tommy Hilfiger juga merupakan salah satu industri pionir dalam mengembangkan adaptive design atau model yang lebih beragam. Tommy Hilfinger telah membuat pakaian khusus yang tersedia untuk laki-laki, perempuan, dan anak-anal. Pada koleksi Fall/Winter 2019 terdapat koleksi original yang dibuat dengan reseleting yang bisa dipasang dengan satu tangan dengan magnet, celana dengan perekat velcro, serta kancing magnet pada kemeja dan jaket. (shn)
Baca Juga:
Mewah Abis! Chanel Luncurkan Tas Botol Minum dengan Harga Fantastis