Penyakit Hepatitis Akut Serang Saluran Cerna dan Pernapasan, Berikut Gejalanya
Jumat, 06 Mei 2022 -
MerahPutih.com - Penyakit hepatitis akut yang sedang melanda dunia diduga telah masuk ke Indonesia, setelah tiga anak dilaporkan meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit misterius ini.
Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernapasan.
Lead Scientist untuk kasus hepatitis akut Hanifah Oswari mengatakan, untuk mencegah risiko infeksi, orang tua harus meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Baca Juga:
Pemerintah Tunjuk Dua RS untuk Pemeriksaan Spesimen Hepatitis Akut
"Dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat," jelas Hanifah melalui keterangan tertulisnya, yang dikutip Jumat (6/5).
Selain itu, untuk mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernapasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mengurangi mobilitas.
Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis akut adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit.
Peneliti Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebut, secara umum gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
Baca Juga:
Investigasi Hepatitis Akut, Satu Kasus Miliki Penyakit Penyerta
Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.
"Bawalah anak-anak kita ke fasyankes terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelamatkannya sangat kecil," kata Hanifah.
Maka dari itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala Hepatitis Akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis. (Asp)
Baca Juga:
RSPI Sulianti Saroso Jadi Tempat Rujukan Tangani Hepatitis Akut Misterius