Pengunjung Naik, Penjualan Turun: Alasan di Balik Sepinya Transaksi di GIIAS 2025 Menurut Pengamat ITB
Kamis, 07 Agustus 2025 -
Merahputih.com - Meskipun pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 sukses menarik lebih banyak pengunjung, dengan total 485.569 orang dibandingkan 475.084 orang di tahun sebelumnya, hal ini tidak sejalan dengan angka transaksi pembelian kendaraan. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi terjadi penurunan penjualan.
Menurut Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, kondisi ini disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat kelas menengah akibat tekanan ekonomi.
“Penurunan transaksi pembelian kendaraan kemungkinan besar disebabkan melemahnya daya beli kelas menengah kita akibat kenaikan harga mobil kisaran Rp150-400 juta sebesar rata-rata 7 persen per tahun yang tidak selaras dengan pertumbuhan pendapatan riil hanya 4-5 persen,” kata Yannes dikutip Antara, Kamis (7/8).
Baca juga:
Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025
Kelas menengah merupakan konsumen terbesar di industri otomotif. Mereka cenderung membeli mobil dengan sistem cicilan dan rutin mengganti kendaraan, sehingga sangat sensitif terhadap suku bunga dan inflasi.
Faktor lain yang memperparah situasi adalah tekanan ekonomi, seperti inflasi pangan yang mencapai 6,2 persen pada Juni 2025 dan kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate menjadi 5,75 persen, yang semakin menyulitkan masyarakat untuk mengambil kredit.
Tren penjualan juga menunjukkan sinyal yang mengkhawatirkan. Penjualan ritel kendaraan pada semester I 2025 turun 9,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penjualan grosir bahkan anjlok 22,6 persen pada Juni, menurut data Gaikindo.
Baca juga:
Mobil Listrik New Toyota bZ4X Produksi Lokal Mejeng di Ajang Otomotif GIIAS 2025
Meskipun pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2025 mencapai 5,12 persen, Yannes memperkirakan dampak positifnya baru akan terasa 12 hingga 13 bulan ke depan.
Mengingat segmen Low Cost Green Car (LCGC) menjadi penyumbang penjualan terbesar, pemerintah diharapkan mempertimbangkan pemberian insentif terbatas untuk mobil LCGC hingga akhir 2025.
Penjualan LCGC yang turun 28,5 persen pada semester I 2025 dan anjloknya penjualan grosir sebesar 49 persen pada Juni menunjukkan perlunya dukungan pada segmen ini.