Pengamat Minta Pemerintah Lakukan Ramp Check, Juga Cek Kesehatan Awak Bus Mudik Lebaran
Kamis, 13 Maret 2025 -
MerahPutih.com - Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno meminta pemerintah, melakukan ramp check baik pada bus regular, pariwisata maupun mudik gratis. Hal ini untuk menjamin bahwa bus-bus tersebut dalam kondisi layak untuk digunakan.
Permintaan tersebut tidak lepas dari temuan faktual investigasi kecelakaan transportasi darat pada angkutan orang dan barang. Dari temuan tersebut, perlu adanya tindakan keselamatan untuk persiapan Mudik Lebaran tahun 2025.
Adapun Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melihat perlunya untuk memberikan beberapa rekomendasi agar kecelakaan dengan penyebab yang sama dapat dihindarkan.
Djoko Setijowarno melanjutkan bahwa bus dan truk harus menjalani perawatan besar khusus pada sistem remnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya kegagalan pengereman atau rem blong.
"Di mana rem blong berdasarkan data investigasi yang ada di KNKT sebagian besar adalah merupakan kegagalan mekanik akibat tidak dilakukan perawatan dengan baik," ucap Djoko kepada MerahPutih.com, Kamis (13/3).
Baca juga:
Pemudik Arah Lampung Wajib Catat! Ganjil Genap Tol Cikupa-Merak Berlaku 27-30 Maret
Menurutnya, pemerintah juga dapat melakukan pengawasan dan pembatasan jam kerja, sekaligus memastikan istirahat pengemudi.
Lalu, sambung dia, agar juga dilakukan pengawasan terhadap kondisi kesehatan para awak pengemudi bus. Berdasarkan hasil sampel penelitian, sebagian besar mereka memiliki masalah penyakit yang berkaitan dengan metabolik, seperti kolesterol, darah tinggi, diabetes, dan sebagainya.
"Keadaan ini sangat berpengaruh terhadap kemampuan mengemudi dan dapat membahayakan keselamatan," tuturnya.
Pemerintah diharapkan pula memberikan sosialisasi kepada para pengemudi angkutan penumpang, kendaraan pribadi maupun roda dua untuk melakukan istirahat ketika mengalami kelelahan.
Berdasarkan evaluasi, sebagian besar kecelakaan pada saat mudik lebaran disebabkan oleh fatigue atau kelelahan.
"Untuk ini penyediaan kantong-kantong rest area sangat diperlukan," tuturnya. (Asp)