Penerjemah Profesional Ungkap Sulitnya Menerjemahkan Film 'Parasite'
Rabu, 01 April 2020 -
PENERJEMAHAN bukan hanya tentang menerjemahkan teks dari satu bahasa ke bahasa lain. Ada hal lain yang harus dipertimbangkan, salah satunya adalah kebudayaan. Kita harus memahami kebudayaan bahasa asal ataupun bahasa yang hendak diterjemahkan. Dengan mengetahui kebudayaan keduanya, pemakaian diksi kata akan tepat. Esensi dari teks yang diterjemahkan pun tersampaikan dengan baik tanpa mengurangi sedikitpun unsur dari bahasa asal.
Ketika sedang menerjemahkan sebuah teks, tak jarang para penerjemah menemukan kesulitan. Mereka sulit mencari padanan kata yang tepat pada istilah slang. Kesulitan itu pernah dirasakan oleh Darcy Parquet, penerjemah film Parasite.
Baca juga:
Tak Banyak Yang Tahu, Film 'Parasite' Terinspirasi dari Kehidupan Pribadi Sutradaranya
Parquet telah dipercaya oleh Bong Joon-ho sejak ia debut sebagai sutradara di film Barking Dogs Never Bite. Sebagai sosok yang telah memiliki segudang pengalaman menerjemahkan film Bahasa Korea ke Bahasa Inggris, bukan hal yang sulit bagi dia untuk menerjemahkan Film Korea terlepas apapun genrenya.

Namun dugaan tersebut salah. Ia justru mengalami kesulitan besar saat harus menerjemahkan film yang memecahkan rekor dengan penghargaan terbanyak itu. Ia pun mengungkapkannya saat sedang wawancara dengan radio EBS, Senin (30/03).
Mulanya, ia membahas pengalamannya bekerja sebagai penerjemah film Parasite. Lalu ia membahas kendala yang dihadapi saat sedang menerjemahkan masterpiece Bong Joon-ho itu. Dirinya mengaku ada sejumlah kata-kata sulit dalam Bahasa Korea yang harus diterjemahkan ke Bahasa Inggris. Kata pertama yang menurutnya sulit adalah oppa.
Baca juga:
Rekomendasi Film yang Wajib Kamu Tonton Jika Ngefans Parasite
Parquet menilai kata tersebut memiliki berbagai makna selain kakak laki-laki. "Hanya menerjemahkannya sebagai kakak mungkin terlihat sederhana. Namun melihat populernya budaya pop Korea di mancanegara dan betapa familiarnya kata oppa membuatnya lebih dari sekedar kakak," ujarnya. Ia pun sempat berpikir ingin menggunakan kata-kata tersebut dalam film tanpa menerjemahkannya.

Selain kata oppa, istilah Korea lainnya yang tak kalah rumit bagi Parquet adalah kata aigo dan jeong. Bagi orang Korea, kata aigo seringkali digunakan untuk mengekspresikan rasa frustasi sementara jeong merujuk pada istilah cinta dan sayang. "Kata-kata itu juga begitu sulit diungkapkan dalam Bahasa Inggris dengan tepat," ucapnya.
Selain itu, ia melihat gaya sumpah serapah Korea begitu berbeda dengan orang Barat, sehingga sulit menemukan padanan kata yang pas. "Jenis kata-kata kutukan di Bahasa Korea jauh lebih banyak dan beragam dibandingkan dengan Amerika. Itulah masalahnya," tuturnya.
Walaupun mendapat banyak kesulitan, Parquet berhasil menerjemahkan film tersebut. Esensi film pun tersampaikan dengan baik pada penonton. Begitu baiknya hingga berhasil mengantarnya memborong penghargaan internasional. (avia)
Baca juga:
Sisi Kelam di Balik Kehidupan Urban Korea Selatan dalam Film Parasite