Pedagang Hewan Kurban Keluhkan Penjualan Sepi karena Instruksi Gubernur
Minggu, 13 September 2015 -
MerahPutih Megapolitan - Sejumlah pedagang hewan kurban mengeluhkan penurunan angka penjualan sebagai akibat dari berkurangnya sekolah-sekolah dan kantor yang melaksanakan kurban. Salah satunya Muhdar Bima (53), penjual hewan di Jalan Lenteng Agung Barat, Jakarta Selatan.
Muhdar mengatakan setelah sempat ada larangan tidak boleh memotong hewan di sekolah, mesjid dan kantor, pembeli hewan kurban yang berasal dari sekolah dan kantor tak ada sama sekali.
"Kalau harga di tempat saya sama seperti tahun kemarin. Kendalanya, sekolah-sekolah enggak ada yang kurban. Alasannya sekolah dilarang oleh Ahok buat melakukan kurban," keluh Muhdar, di tempat penjualan sapi, Minggu (13/9).
Menurutnya himbauan kepada masyarakat untuk memotong hewan qurban di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sangat tidak masuk akal.
"Isunya kan Ahok larang potong di sekolah, masjid dan kantor. Harus potong di jagal. Enggak mungkin kasih ke jagal, kan jauh. Jagal juga enggak mungkin nampung sekian puluh ribu hewan," terangnya.
Saat ini peraturan instruksi gubernur sudah dikeluarkan. Namun, kurangnya sosialisasi menjadikan sekolah-sekolah merasa takut untuk melakukan kurban.
Seperti yang diketahui, tahun lalu pemerintah daerah (Pemda) DKI Jakarta membuat larangan pemotongan hewan kurban di sekolah. Namun, belum lama ini Pemda mengubah dengan instruksi gubernur yang baru agar tidak terjadi polemik berkelanjutan.(yni)
Baca Juga:
Tempuh Jalur Independen, Ahok Raih 170.000 Dukungan
Disebut Calon Kuat Penantang Ahok, Sandi-Sani Ogah Berkomentar