Pasar Baba Boen Tjit, Destinasi nan Instragamble di Tepi Sungai Musi
Selasa, 31 Juli 2018 -
KOTA Palembang kini punya daya tarik wisata baru, Pasar Baba Boen Tjit namanya. Terletak di Rumah Oeng Boen Tjit, Lorong Saudagar Yucing, Kelurahan 3-4 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, pasar unik ini menyajikan wisata sejarah berbalut kuliner dan keseruan layaknya sebuah pasar malam.
Ong Boen Tjit yang Melegenda

Nama Pasar Boen Tjit yang dimulai sejak akhir 2017 turut melenjitkan nama Ong Boen Tjit. Pasalnya, pasar tradisional nan cantik itu digelar di pelataran rumah Ong Boen Tjit. Saudagar Tionghoa itu sudah sangat dikenal sejak dulu di tepi Sungai Musi. Sungai yang membelah Kota Palembang itu memang jadi lokasi favorit bagi saudagar Tionghoa untuk bermukim. Kemudahan transportasi untuk perdagangan menjadi alasan mereka memilih tepi Sungai Musi. Biasanya, rumah dibuat dekat dengan tepian sungai sehingga mereka bisa menyandarkan kapal dagang tepat di depan rumah.
Ong Boen Tjit terkenal sebagai saudagar kaya raya di Kota Palembang. Saking suksesnya, Ong Boen Tjjit punya tiga gudang untuk menyimpan hasil bumi yang jadi barang dagangannya. Ong Boen Tjit ialah seorang pemeluk Konghucu. Itulah mengapa rumahnya kental dengan nuansa Tionghoa lengkap dengan altar pemujaan dewa dan leluhur. Namun, kini generasi penerusnya menjadi seorang mualaf setelah menikah dengan orang asli Palembang.
Pasar di Rumah Sudagar
Rumah Ong Boen Tjit berbentuk rumah limas, terbuat dari kayu unglen yang kokoh. Jendela yang banyak membuat sirkulasi udara lebih baik. Ada tiga ruangan di rumah yang kini dihuni keturunan kedelapan Ong Boen Tjit tersebut. Layaknya rumah limas di Palembang, ruangan paling depan yang luas merupakan ruangan tamu. Interiornya bernuansa merah dan hitam dengan bahan kayu unglen yang masih kokoh. Pada dindingnya terdapat pajangan gambar-gambar lama pemilik asli rumah tersebut.
Sebuah pintu kayu berwarna merah menjadi akses masuk ke ruang tengah. Empat kamar tidur yang saling berhadapan di sana. Di tengah-tengah, terdapat altar patung-patung dewa untuk sembahyang. Pajangan guci-guci lama masih ada di sekitar ruangan.
Di bagian dalam rumah, ada ruangan yang digunakan sebagai ruang keluarga dengan beberapa kamar di sana. Selain sebagai ruang keluarga, area luas di dalam rumah itu juga digunakan sebagai tempat memasak.Rumah Ong Boen Tjit berbentuk rumah limas, terbuat dari kayu unglen yang kokoh. Jendela yang banyak membuat sirkulasi udara lebih baik.
Ada tiga ruangan di rumah yang kini dihuni keturunan kedelapan Ong Boen Tjit tersebut. Layaknya rumah limas di Palembang, ruangan paling depan yang luas merupakan ruangan tamu. Interiornya bernuansa merah dan hitam dengan bahan kayu unglen yang masih kokoh. Pada dindingnya terdapat pajangan gambar-gambar lama pemilik asli rumah tersebut.

Sebuah pintu kayu berwarna merah menjadi akses masuk ke ruang tengah. Empat kamar tidur yang saling berhadapan di sana. Di tengah-tengah, terdapat altar patung-patung dewa untuk sembahyang. Pajangan guci-guci lama masih ada di sekitar ruangan. Ya, Ong Boen Tjit ialah pemeluk Konghucu. Namun, kini generasi penerusnya menjadi seorang mualaf setelah menikah dengan orang asli Palembang.
Di bagian dalam rumah, ada ruangan yang digunakan sebagai ruang keluarga dengan beberapa kamar di sana. Selain sebagai ruang keluarga, area luas di dalam rumah itu juga digunakan sebagai tempat memasak.
Kini, rumah berusia 300 tahun tersebut dijadikan daya tarik wisata di tepi Sungai Musi. Digagas komunitas Generasi Pesona Indonesia (Genpi), pasar satu ini digelar tiap Minggu pukul 15.00-19.00. Untuk mencapai pasar ini, kamu bisa menyeberangi Sungai Musi dari dermaga Benteng Kuto Besak. Cukup membayar perahu kecil sebesar Rp 5.000-Rp 10.000.
Yang bikin unik, Pasar Baba Boen Tjit digelar di halaman rumah milik Ong Boen Tjit, saudagar Tionghoa kaya raya setempat. Rumah sang saudagar itu memiliki nilai sejarah tersendiri. Diketahui, bangunan itu sudah berusia 300 tahun, tapi masih berdiri kokoh di tepi Sungai Musi dengan ornamen Tiongkok, serta ukiran khas Kota Palembang. Cantik banget untuk jadi latar tempat berfoto.
Jangan lewatkan menikmati kuliner khas Palembang seperti pempek, pindang daging, dan es kacang merah yang dijual masyarakat sekitar. (dwi)