Pakar: AI Bisa Digunakan untuk Tingkatkan Proses Pendidikan
Sabtu, 20 Mei 2023 -
SISTEM kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) meningkat begitu pesat. Namun, hal ini menimbulkan kekhawatiran di berbagai bidang.
Di pasar tenaga kerja, misalnya, ada kekhawatiran industri 4.0 akan menurunkan bahkan menghilangkan permintaan beberapa jenis pekerjaan karena tergantikan oleh mesin atau AI. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dalam kajian terbarunya menyatakan ada potensi 23 juta orang terancam kehilangan pekerjaan pada 2030 sebagai dampak dari perkembangan teknologi dan digitalisasi.
Karakteristik pekerjaan yang terancam, dalam kajian Kadin, antara lain pekerjaan yang terstandarisasi, dapat dilakukan dengan bantuan teknologi, tingkat risiko kecelakaan kerja tinggi, serta pekerjaan yang kurang fleksibel.
Kondisi ini perlu disikapi dengan adanya upaya pengembangan keterampilan serta kompetensi baru agar pekerja dapat mengikuti perkembangan zaman. Karena itulah, sektor pendidikan memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi yang mampu mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan zaman. Di sisi lain, bidang pendidikan juga menghadapi ancaman dengan adanya kehadiran kecerdasan buatan.
Baca Juga:
Kenalan dengan Girl Grup Korea yang Membernya Artificial Intelligence

“Ada kekhawatiran, pada suatu saat nanti, kecerdasan buatan akan menggantikan peran guru atau dosen,” kata Dekan Sekolah STEM Universitas Prasetiya Mulya Dr. Stevanus Wisnu Wijaya, di acara Teachers Gathering 2023, dalam siaran resmi yang diterima Merahputih.com, Jumat (19/5).
Menurut Wisnu, salah satu manfaat AI dalam dunia pendidikan adalah sebagai sumber pengetahuan untuk membangun inovasi baru. Jika dimanfaatkan dengan baik, lanjutnya, AI bisa menghadirkan pengalaman belajar yang lebih baik dan menarik bagi siswa. Dengan demikian, para siswa akan terdorong untuk menjadi lebih kreatif yang pada akhirnya bisa turut berperan dalam perkembangan teknologi itu sendiri, dengan menjadi co-creator dan inovator teknologi-teknologi baru.
Bagi guru, jelas Wisnu, AI sangat potensial dimanfaatkan sebagai alat untuk menganalisis data. Dengan kemampuan kecerdasan buatan yang terus berkembang, para guru bisa menggunakan hasil analisis tersebut untuk membuat pemetaan minat dan bakat para siswa, hingga merancang model pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan.
"Kehadiran AI akan mendorong banyak inovasi di bidang pendidikan," ungkapnya.
Baca Juga:
Mengenal RadioGPT, Penyiar Radio Pertama Berbasis AI
Di kesempatan yang sama, Dekan Sekolah Hukum dan Studi Internasional Prasmul Dr. Noer Hassan Wirajuda mengatakan, para pendidik juga harus peka dalam melihat tren dalam proses pembelajaran. Baru-baru ini, Pusat Studi Kebangsaaan Indonesia Universitas Prasetiya Mulya melakukan survei terhadap 1.600 mahasiswa dari seluruh Indonesia untuk mengetahui cara belajar dan bagaimana mereka mendapatkan pengetahuan.
“Dari survei itu terungkap, para siswa belajar melalui internet dan media sosial. Sisanya, sebanyak 26 persen menjawab belajar dari kelas, dan 16 persen lainnya belajar dari buku,” jelas Hassan yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Kebangsaan Prasmul.
Hasil survei ini, katanya, memperlihatkan tren baru yang bisa menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pendidik. Karena survei tersebut juga menunjukkan para anak didik menginginkan proses pembelajaran yang lebih interaktif.
“Guru perlu mengembangkan metode baru dalam pembelajaran yang lebih interaktif, tanpa mengurangi kualitas muatan ilmu yang disampaikan," tutupnya. (and)
Baca Juga:
Chat GPT akan Tersedia pada Smartwatch