Ongkos Transportasi Bikin Tahu dan Tempe Menghilang di Pasar

Senin, 04 Januari 2021 - Alwan Ridha Ramdani

MerahPutih.com - Hilangnya tahu dan tempe di pasaran dalam satu pekan ini, Menurut Kementerian Pertanian dipengaruhi naiknya biaya angkut dan transportasi. Kondisi ini, membuat harga kedelai di pasar dunia meroket.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Suwandi menyebutkan, waktu transportasi impor kedelai dari negara asal yang semula ditempuh selama 3 minggu menjadi lebih lama yaitu 6 hingga 9 minggu.

Baca Juga:

Kedelai Mahal, Tahu dan Tempe Menghilang di Pasar

Ia menegaskan, harga kedelai yang saat ini terjadi kenaikan cukup signifikan sekitar 35 persen merupakan dampak pandemi COVID-19, terutama produksi di negara-negara produsen seperti Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Rusia, dan Ukraina.

"Harga kedelai impor yang selama ini digunakan oleh perajin tahu tempe di negara asal sudah tinggi, sehingga berdampak kepada harga di Indonesia menjadi lebih tinggi lagi," kata Suwandi dikutip Antara.

Pengrajin tempe. (Foto: MP/Rizky).
Caption

Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), harga kedelai di Jakarta, saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram.

Ia mengatakan, tingginya impor kedelai bukan semata-semata karena faktor produksi. Namun, terjadi karena disebabkan kondisi kedelai merupakan komoditas nonlartas (dilarang dan dibatasi) atau bebas impor berapapun volumenya tanpa melalui rekomendasi Kementan. (*)

Baca Juga:

Menperin Optimistis Ekonomi Tumbuh 5,5 Persen di 2021

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan