Oktober Jadi Bulan Peringatan Disleksia
Kamis, 13 Oktober 2016 -
Oktober menjadi bulan peringatan Disleksia. Menurut Asosiasi Disleksia Internasional, Disleksia merupakan salah satu jenis kesulitan belajar spesifik yang berasal dari kelainan neurobiologis. Hal ini ditandai dengan kesulitan pada pengenalan, mengeja dan mendecode kata.
Kesulitan-kesulitan ini biasanya disebabkan oleh adanya kekurangan dalam komponen fonologis. Penderita disleksia sulit dikenali karena dari segi penampilan seperti anak normal pada umumnya serta dengan nilai IQ normal (rata-rata atau diatas rata-rata ).
Pada umumnya, penderita Disleksia terlihat dari prestasinya yang kurang, cara membaca yang tidak fasih, huruf yang sering terbalik-balik contohnya seperti "paku" dengan kata "palu". Namun terkadang kesalahan tersebut dianggap bukan menjadi hal yang perlu dikhawatirkan. Oleh karena itu deteksi Disleksia sejak dini serta penanganan yang baik akan memberikan hasil yang baik juga.
Dan sebaliknya, jika tidak cepat dideteksi maka akan berakibat pada gangguan social dan emosional. Gangguan social dan emosional ini dapat menumbuhkan sikap pada anak Disleksia menjadi kurang percaya diri, labil, mudah tersinggung, merasa dirinya bodoh dan bisa menjadi korban bullying teman-temannya.
Penyebab Disleksia hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Para pakar menduga faktor keturunan atau genetika berperan di balik gangguan belajar ini. Seorang anak memiliki risiko menderita disleksia jika orang tuanya menderita gangguan yang sama.
Gejala-gejala dalam disleksia sangat bervariasi dan umumnya tidak sama untuk tiap penderita sehingga sulit dikenali, terutama sebelum sang anak memasuki usia sekolah. Ada beberapa gen keturunan yang dianggap dapat memengaruhi perkembangan otak yang mengendalikan fonologi.
Selain masalah pada kepekaan fonologi, gejala disleksia juga bisa berupa hal-hal berikut:
1. Kurang memori verbal untuk mengingat urutan informasi secara lisan dalam jangka waktu singkat, semacam perintah singkat seperti menaruh tas dan kemudian mencuci tangan.
2. Kesulitan dalam mengurutkan dan mengucapkan sesuatu dalam kata-kata, misalnya urutan angka, menamai warna-warna, atau benda.
3. Kesulitan memroses informasi lisan, misalnya saat mencatat nomor telepon atau didikte.
Sedangkan pada balita, Disleksia dapat dikenali melalui perkembangan bicara yang lebih lamban dibandingkan anak-anak seusianya dan membutuhkan waktu lama untuk belajar kata baru. Misalnya keliru menyebut kata "ibu" menjadi kata "ubi". Kesulitan menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan diri dan kurang memahami kata-kata yang memiliki rima.
Beberapa organisasi Disleksia di berbagai negara lain mengadakan event untuk memperingati Disleksia di bulan Oktober. Salah satunya seperti di Harrisburg, Pennsylvania mengadakan acara Dyslexia Walk di Harrisburg Children’s Dyslexia Center pada 16 Oktober 2016.
Sementara itu di Indonesia salah satu event Disleksia oleh NBP Center pada 29-30 Oktober 2016 di Surabaya dengan mengangkat tema "Dyslexia Speaks Up 2016".
BACA JUGA: