Ngapain Sendokiran, Sokin Nongkrong!
Jumat, 02 April 2021 -
"Balik lagi bareng Gofar Hilman di sokin," kata penyiar radio pemilik akun Instagram @pergijauh mengawali gelar wicara pada konten Ngobam alias Ngobrol Bareng Musisi.
Baca juga: Ini Topik Ghibah Paling Panas di Tongkrongan Cewek
Mungkin beberapa orang akan kerut dahi memahami arti kata sokin. Tentu sokin bukan merek detergen. Bukan. Terus apa dong bund?
Gofar Hilman tentu akrab dengan kata sokin lantaran besar di tahun 90-an. Bagi anak 90-an kata sokin menjadi bahasa paling baku di tongkrongan. Sokin merupakan varian bahasa prokem. Dhuh, apan lagi tuh prokem?
Bahasa prokem, menurut Prathama Rahardja dan Henri Chambert-Loir pada Kamus Bahasa Prokem, berfungsi sebagai sandi merahasiakan inti pembicaraan dengan mengembangkan kode identifikasi. Dirahasiakan lantaran mula-mula sekira tahun 70-an bahasa tersebut digunakan sebagai sandi bagi sesama preman, copet, dan pemalak.
Baca juga: Ketika Nama Orang Tua Jadi Panggilan Akrab di Tongkrongan
Dari percakapan di dunia hitam ibukota, kosakata tersebut cepat merambat pada anak-anak muda sehingga menjalar jadi bahasa pergaulan.
Pembentukan bahasa prokem, lanjut Rahardja dan Chambert Loir, berlaku melalui proses penyisipan 'ok' di tengah kata nan dibuang bagian akhir (apokope), penukaran huruf atau suku kata, imbuhan in, penggunan kata dengan huruf awal sama dengan awal kata, dan akronim.

Sokin, di dalam varian bahasa prokem, masuk pada kategori penyisipan 'ok' pada bagian apokope. Sokin berasal dari kata sini, lalu disisipkan 'ok' di antara huruf 's' dan 'in' kemudian bagian belakang huruf 'i' dibuang.
Begitu pula prokem berasal dari kata preman, disisipkan kata 'ok' di antara 'pr' dan 'em', lalu bagian belakang 'an' dibuang. Masih kurang paham? Sekali lagi deh.

Kalau kata sendiri digunakan pola di atas caranya sama aja, dengan menyisipkan 'ok' di antara 'send' dan 'ir' lalu membuang 'i' sehingga menjadi sendokir. Mudah kan! Jadi jangan celingukan semisal masuk tongkrongan terus anak-anaknya pada pakai bahasa prokem.
Meski bahasa prokem muncul sebagai fenomena kebahasaan, menurut Rahardja dan Chambert Loir, definisinya bukan lagi menyangkut lingustik melainkan definisi sosial. Kebakuan penggunaannya bukan tunduk pada kamus, melainkan melalui kesepakatan sosial paling cair pada golongan tertentu. Maka, biar paham arti bahasa prokem, ngapain sendokiran sokin nongkrong! (*)
Baca juga: Persiapan Anak SMA Bolos ke Rental PS, Siapa yang Pernah?