Meraba Alquran Terkecil se-Dunia dengan Tinta Emas di Bogor
Rabu, 23 Mei 2018 -
SEKIRA pukul 15.15 WIB, azan asar berkumandang di Masjid Darussalam, Desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Beberapa warga satu per satu menunaikan salah satu kewajiban ibadah tersebut. Usai salat, mereka lanjutkan dengan melantunkan ayat-ayat suci. Keteduhan dan ketenteraman hati sangat terasa. Dahaga dan rasa lapar, seperti tak dirasakan warga Kampung Parakan Kembang, RT 04/01 tersebut.
Dari kumpulan pria di dalam masjid, terlihat salah seorang lelaki yang disegani. Menggunakan sarung kuning dan baju koko abu-abu berdiri di antara mereka. Lelaki itu dikenal dengan nama KH TB Tamyiz (64). Tak banyak kata-kata yang keluar dari mulut pria tersebut. Ia hanya memantau anak-anak muda yang mendaraskan ayat suci di dalam masjid.
Tak lama, Tamyiz pun keluar dari dalam masjid. Dia menyapa beberapa remaja yang datang untuk salat. Setelah itu, dia duduk bersila sambil menyelonjorkan kaki. Sambil menikmati angin sepoy-sepoy, perkenalan pun terjadi dengan merahputih.com.
Ia juga mulai menceritakan tentang kitab kecil yang sangat terkenal. Ya, Alquran mini itu memiliki keunikan tersendiri. Ayat yang tertulis di dalam kitab suci ini terbuat dari tinta emas murni pada abad ke-17. "Benda itu milik buyut saya. Itu warisan turun-temurun yang harus dijaga dan dirawat. Alquran ini ditulis dengan menggunakan tinta emas asli dari Timur Tengah," kata Tamyiz.

Dengan rasa bangga, ia terus mendaraskan tentang benda suci itu. Menurut Tamyiz, Alquran mini tinta emas murni itu hanya ada lima di dunia. Benda itu tersebar di beberapa benua. "Salah satunya ini," katanya. Para penerima kitab tersebut, masih kata Tamyiz, bukan orang sembarang.
Tamyiz masih ingat pesan sang ayah bernama H TB Miftahudin. Kata sang ayahandanya itu, benda ini sangat keramat dan harus dirawat dan dijaga dengan baik. Sebab, tidak semua orang bisa menjaga benda mini itu dengan baik. "Benda ini digunakan Pengeran Wijayakusuma, anak Sunan Gunung Jati dalam menyiarkan agama Islam saat melawan Belanda di Batavia," katanya.
Adapun pencetusan pembuatan Alquran, kata Tamyiz, dilakukan Pangeran Wijayakusuma dibantu beberapa ulama. Saat itu, anak dari Sunan Gunung Jati ini mendapatkan kiriman tinta termahal yang pernah ada di dunia dari seorang ulama di Mekah. Tak hanya itu, bantuan penyelesaian kitab suci umat muslim ini juga dibantu oleh jin muslim. "Jadi tidak sembarangan Alquran ini dibuat," katanya.

Tamyiz mengaku, hampir setengah abad keberadaan kitab yang unik ini tidak terungkap. Dirinya sengaja menutup keberadaan Alquran mini tinta emas ini karena tak ingin mengundang orang untuk memiliki. Terlebih, digunakan untuk koleksi seseorang.
Namun, karena sudah tersebar luas, beberapa pejabat penting tanah air dan luar negeri berdatangan untuk mendapatkan serta memiliki kitab buatan tangan anak salah satu wali songo ini. "Dari harga ratusan juta hingga puluhan miliar siap digelontorkan untuk memboyong benda ini. Saya tolak."
Bapak dua anak ini juga mengaku, untuk penggunaan Alquran ini tidak setiap saat digunakan. Ada hari tertentu jika kitab ini digunakan. Seperti pada bulan puasa dan bulan tertentu. Sebab, jika digunakan pada waktu yang ditentukan dapat mendatangkan karomah dan keberkahan. Yang lebih mengejutkan lagi, jika kitab itu tidak digunakan maka akan hilang secara gaib.
Dirinya pun sudah tidak terkejut dengan hal itu. Karena, benda itu sangat suci dan selalu digunakan sang pembuat untuk memberikan pencerahan dan dakwah agama Islam. "Kalau hilang saya salat untuk meminta petunjuk," jelas pria berlogat Sunda ini.

Keberadaan kitab itu di wilayah Kabupaten Bogor akhirnya membuat banyak orang datang untuk melihat. Selain itu, karena benda ini juga mendorong warga sekitar mendalami ilmu agama. Mayoritas para remaja dan pelajar di lingkungan itu datang untuk menghafal ayat suci.
Keberkahan itu tak ayal sangat dirasakan warga. "Masih banyak keunikan lain dari benda terunik di tanah air ini," tandasnya.