Mengulik Ketajaman Temu Pukki, Penyerang Norwich City yang Nyaris Bermain di Indonesia
Selasa, 17 September 2019 -
MerahPutih.com - Norwich City sebagai klub promosi bisa dibilang beruntung mendapatkan Teemu Pukki. Hingga pekan kelima, bomber asa Finlandia itu sudah mencetak enam gol.
Pukki baru pertama kali merasakan pentas Premier League setelah sebelumnya membawa Norwich City promosi dari Championship. Hanya dalam waktu semusim bersama Norwich sejak pindah dari Brondby, Pukki sudah menjadi top skor dan membawa Norwich promosi ke Premier League setelah tiga tahun lamanya.
Baca Juga
Sterling Gemilang, Tapi Belum Setara dengan Messi dan Ronaldo
Pukki mencetak 28 gol dan memenangi Penghargaan Pemain Terbaik Championship. Dia jadi striker pertama dalam sejarah klub yang mencetak kurang lebihnya 25 gol dalam semusim setelah Chris Sutton di musim 1993-94.
Kehebatan Pukki saat bermain di Championship membuat kagum Sutton, sampai ia harus mengakui kesalahannya dalam menilai pemain yang dianggap sebagai striker ‘kelas dua’ di Eropa itu.
"Saya berkata 'Oh Tuhan, mengapa mereka (Norwich) mendatangkan Pukki?' Dia menjalani masa-masa buruk di Skotlandia. Saya banyak melihatnya di Celtic dan segalanya sulit baginya. Saya sendiri pernah mengalami masa naik turun - tapi dia memperlihatkan peningkatan," tutur Sutton, dilansir dari BBC Sport.
"Di Celtic dia tidak bermain sebagai penyerang murni. Di Norwich City, mereka menggunakannya dengan cara yang benar dan menjadi titik serang di depan, dia begitu efektif. Saya salut kepada Teemu Pukki dan saya salah menilainya."
Baca Juga
Cibiran tidak berhenti sampai di situ saja. Masih banyak publik yang meragukan Pukki karena level bermain di Championship dan Premier League berbeda. Namun, setelah memainkan empat laga Premier League, Pukki membungkam kritikan tersebut.
Lima gol ditorehkannya: satu gol ke gawang Liverpool dan Chelsea, plus hat-trick gol ke gawang Newcastle United. Total, di tahun 2019, Pukki telah mencetak 23 gol dari 30 pertandingan.
Menurut Opta, Pukki jadi pemain pertama yang mencetak trigol untuk Norwich sejak Efan Ekoku kontra Everton pada 1993. Tidak hanya itu saja, Pukki juga telah mencetak gol dengan sepakan pertamanya yang tepat sasaran di tiap laga dari delapan laga terakhir di liga.
Ketajaman Pukki berlanjut di jeda internasional. Melawan Yunani dan Italia, Pukki menorehkan dua gol di masing-masing laga itu dan menambah catatan golnya jadi lima gol dari empat laga bersama timnas Finlandia. Bersama Paco Alcacer, Pukki striker yang sedang dalam kondisi prima saat ini.
Pergerakan Efisien Pukki dengan atau Tanpa Bola
Pukki memiliki kedekatan dengan striker PSM Makassar,Eero Markkanen. Keduanya sama-sama membela timnas Finlandia. Pukki telah mengemas 20 gol dari 76 caps, sementara Markkanen dua gol dari 17 penampilan.
Kedekatan keduanya dapat dilihat dari unggahan di akun Instagram Markkanen @eeromark. Dia ikut senang kala Pukki mencetak hat-trick gol ke gawang Newcastle dan menuliskan hastag #PukkiParty.
Sayang, nasib keduanya berbeda. Pukki dalam momentum bagus bersama Norwich dan timnas Finlandia, sementara Markkanen dirumorkan pergi dari PSM dan tidak dipanggil masuk timnas di jeda internasional bulan September ini.
Perbedaan keduanya ada pada konsistensi bermain. Pukki memiliki rekan setim yang telah memahami pergerakannya dengan sangat baik. Emi Buendia dan Todd Cantwell telah memberikan dua assists yang masing-masing diberikan kepada Pukki.
Golnya pun tipikal Pukki. Seperti halnya Jamie Vardy, Pukki juga suka bergerak di celah yang berada di antara dua bek. Kelebihan Pukki ada pada kejeliannya dalam timing (penempatan waktu) saat bergerak ketika bola dilepaskan oleh rekan setimnya.
Dua gol yang dilesakkan Pukki ketika membobol gawang Liverpool dan Chelsea tercipta dalam proses yang sama. Caranya bergerak di antara dua bek dan timing agar tidak offside menjadi salah satu kemampuan hebatnya.
Ketajaman gol Pukki juga terbantu dengan filosofi sepak bola ofensif yang diterapkan Daniel Farke di Norwich. Pressing (memberikan tekanan) menjadi kunci dalam permainan Norwich.
Dalam taktik 4-2-3-1 atau 4-4-1-1, Norwich selalu melakukan pressing mid-block yang dibangun dari tengah dalam fase bertahan, ketika bermain ofensif serangan berpusat di sisi sayap melalui dua bek (full-backs) yang naik membantu serangan dan gelandang sayap.
Ketika pemain-pemain Norwich sudah bergerak melakukan tekanan dan menyerang, plus membuat gerakan dinamis dengan atau tanpa bola, Pukki jarang menjauh dari area 16 meter untuk menanti peluang dan mengonversinya jadi gol.
“Farke sangat baik. Dia begitu tenang tetapi tiba-tiba bisa berteriak keras manakala performa kami buruk. Dia sangat mengenal karakter saya. Saya bersyukur bisa berkembang bersama Farke,” ucap Pukki.
Sepanjang kariernya, Pukki telah membela tujuh klub: KTP, Sevilla Atletico, Sevilla, HJK, Schalke, Celtic, dan Brondy. Tapi, tidak pernah dalam kariernya itu - dari rambutnya masih lebat hingga kini menipis - Pukki menikmati momentum bermain dengan Norwich dan pelatih yang memahami karakteristik bermainnya.
“Penampilan Teemu tidak mengejutkan. Sangatlah bagus ketika Anda punya striker dalam performa sepertinya, bagus juga baginya memulai awalan dengan baik. Tidak hanya golnya, etos kerjanya juga hebat,” tutur Farke.
Sekarang tinggal menanti, apakah Pukki bisa menjaga konsistensi bermainnya hingga akhir musim 2019-20. Musim masih panjang. Apabila Pukki mampu mempertahankannya, semoga saja ia tidak bernasib sama seperti Michu dan kemudian menjadi one season wonder (pemain yang hanya tampil bagus di satu musim).
#OOT
— Instagram: @indos.transfer (@Indostransfer) August 17, 2019
Rekan sesama pemain asal Finlandia yang bermain untuk PSM Makassar, Eero Markkanen, yakni Teemu Pukki mencetak hattrick di laga pekan ke-2 #EPL 2019/2020 semalam melawan Newcastle Utd.
Menjadi pemain ke-2 yang mencetak hattrick di #EPL 2019/2020. CMIIIW https://t.co/lj1TRuUb26
Pukki juga dikabarkan nyaris bermain di Indonesia sebagai marquee player. Kabarnya, eks Schalke 04 sudah mengadakan pembicaraan dengan salah satu klub Liga 1.
Namun, sebelum menemui kata sepakat, ia merasa usianya saat itu masih dalam kondisi puncak untuk bermain di Eropa. Ia pun menerima pinangan Norwich City pada awal musim lalu dan langsung meraih gelar juara Championship. (Bolaskor)