Mencegah Sentimen Rasial, Aktivis Minta Ahok Jaga Mulut
Jumat, 28 Agustus 2015 -
Merahputih Megapolitan - Sejumlah aktivis pergerakan mengecam Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) akibat perkataan yang dinilai merendahkan rakyat kecil. Ahok diminta untuk menjaga perkataan agar kebencian tidak melebar menjadi sentimen rasial.
Salah seorang aktivis Bursah Zarnubi menegaskan, Ahok seharusnya menjaga perkataannya yang arogan. Alumnus Universitas Jayabaya ini mengatakan, Ahok harus merubah gaya berkomunikasi agar kebencian terhadapnya tidak melebar.
"Ahok agar berhati-hati dalam berkata-kata, sebab itu bukan kebudayaan kita," katanya kepada merahputih.com, Kamis (27/8).
Mantan Politisi Partai Bintang Reformasi (PBR) ini menilai, mulut Ahok tidak beretika dan dapat menyakiti hati rakyat kecil.
"Bukan tidak mungkin Ahok suatu saat akan merasakan timbal balik dari ucapannya," kata laki-laki kelahiran Sumatra Selatan ini.
Kecaman terhadap Ahok bermunculan terutama ketika terjadi penggusuran rumah warga di bantaran Kali Ciliwung. Normalisasi sungai untuk untuk pencegahan banjir itu harus menggusur rumah warga di Kampung Pulo, dan juga rencananya menyusul tempat lain yang berada di bantara kali.
Ahok yang sudah berkali-kali diperingatkan agar menjaga mulut ternyata tetap tak bergeming. Terakhir, Ahok menyebut warga Kampung Pulo sebagai warga liar dan "sampah".
"Ini kan tidak pantas. Sebagai seorang pejabat negara, yang berhadapan dengan warga miskin," kata Bursah.
Perkataan Ahok bisa memicu sentimen anti-Tionghoa. Agar tidak melebar menjadi sentimen anti-Tionghoa, Bursah berharap Ahok menjaga perkataannya yang sering membuat rakyat tersakiti.
"Jaga ucapanya, sebab itu bukan budaya bangsa," kata Busrah. (fdi)
Baca Juga:
Arogansi Ahok Dinilai Sebabkan Sentimen terhadap Etnis Tionghoa
Etnis Tionghoa Kampung Pulo Kecam Ahok
Diancam Ahok Segera Digusur, Warga Bukit Duri Dirikan Posko
Warga Bukit Duri Ingin Disambangi Ahok