Mayoritas Gereja di Bogor Rayakan Ibadah Natal Secara Virtual
Jumat, 18 Desember 2020 -
Merahputih.com - 51 dari 77 gereja di Kota Bogor akan menggelar ibadah Natal secara virtual. Hanya beberapa gereja tetap melangsungkan ibadah di gereja dengan pembatasan jemaat serta menerapkan protokol kesehatan. Langkah ini untuk mengantisipasi penyebaran corona.
“Kami mengapresiasi itu,” ungkap Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto kepada wartawan, Jumat (18/12).
Baca Juga:
Kasus Gratifikasi Rachmat Yasin, KPK Periksa Sekda Bogor
Bima menjelaskan, kondisi saat ini sangat mengkhawatirkan. Karena, per hari, kasus COVID-19 di Bogor mencapai 70-an kasus dan klaster keluarga makin melonjak.
Sementara keterisian tempat tidur di rumah sakit sudah di atas 80 persen. Sehingga ada indikasi akan diterapkan kebijakan-kebijakan lebih ketat dari pemerintah pusat.
Pemkot Bogor juga menyiapkan rumah sakit darurat, menguatkan tim Detektif COVID-19 dan sepakat akan fokus untuk menguatkan patroli tiap malam sampai awal tahun.
"Ini memastikan warga tidak berkerumun dan menahan diri tidak keluar rumah pada Tahun Baru," jelas dia.

Ia pun melarang penyelenggaraan perayaan pergantian tahun. Pelarangan ini berlaku baik perayaan secara terbuka maupun tertutup.
"Forkopimda Kota Bogor sudah menyepakati untuk melarang perayaan akhir tahun di seluruh Kota Bogor," sebut dia.
Kepada pihak hotel, Pemkot Bogor meminta pengertiannya untuk tidak menyelenggarakan pesta perayaan akhir tahun. Imbauan serupa juga ditujukan bagi masyarakat Kota Bogor karena bagaimanapun hal tersebut mengundang kerumunan masyarakat.
Ia meminta kepada semua warga Kota Bogor sebaiknya untuk melaksanakan muhasabah dan berdoa bersama-sama di rumah atau di tempat ibadah pada malam pergantian tahun. "Ini agar memasuki tahun 2021 suasananya menjadi lebih baik," harap Bima Arya.
Baca Juga:
Direktur RSUD Cileungsi Terseret Korupsi Eks Bupati Bogor Rachmat Yasin
Untuk memastikan hal tersebut, Bima Arya menegaskan, Pemkot Bogor bersama Forkopimda akan lebih gencar melaksanakan operasi ketertiban setiap malam hingga malam pergantian tahun baru. Yakni membubarkan kerumunan-kerumunan di beberapa titik yang sudah diidentifikasi.
Operasi yang melibatkan TNI-Polri ini dimaksudkan untuk memastikan tidak adanya pelanggaran protokol kesehatan. "Kami sudah mengirimkan surat pada titik-titik yang sudah diidentifikasi menjadi pusat keramaian agar mereka menaati, jika tidak akan ada tindakan tegas," tegasnya. (Knu)