Masjid Agung Sang Cipta Rasa Diarsiteki Sunan Kalijaga
Kamis, 02 Februari 2017 -
Ternyata, arsitek Masjid Agung Sang Cipta Rasa di Kasepuhan Cirebon adalah Sunan Kalijaga. Masjid yang berlokasi di Jalan Keraton Kasepuhan No 43, Kelurahan Kesepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat ini, berdiri sekitar tahun 1480.
Ahmad Mubarok, salah seorang pengurus Masjid Agung Sang Cipta Raya Kasepuhan Cirebon menjelaskan, pada saat itu di Cirebon belum memiliki masjid yang terbilang megah. Dan, Masjid Agung Sang Cipta Rasa ini merupakan masjid termegah pertama yang ada di Cirebon.
Ide pembangunan masjid ini sendiri, berasal dari Sunan Gunung Djati. Sebagai seorang ulama, sekaligus murid Syekh Datuk Khafi, kala itu Sunan Gunung Djati menginginkan berdirinya masjid agung di komplek Kasultanan Kasepuhan.
Untuk mewujudkan keinginannya, Sunan Gunung Djati meminta kerabatnya, yaitu Sunan Kalijaga menjadi arsitek pembangunan masjid ini. Sementara tenaga atau buruhnya, Sunan Gunung Djati mengajak bekas tentara Majapahit.
"Selain dari Majapahit, ada juga pasukan dari Demak. Yang kerja ada 500 orang," kata Ahmad Mubarok kepada merahputih.com.
Proses pembangunan masjid ini pun terbilang sangat cepat. Karena, meski beberapa hari sebelum dimulai pembangunan, perencanaan dan rancangan sudah dilakukan secara matang, dalam satu malam masjid ini sudah bisa berdiri dengan kokoh.
"Jadi, dibuat cuma satu malam. Kalau dipikir zaman sekarang ya, bagaimana bisa buat masjid dalam tempo satu malam. Inilah sejarahnya," kata Ahmad menjelaskan.
Tanda dan bukti Sunan Kalijaga mengarsiteki pembangunan masjid tersebut adalah pada corak bangunannya, yaitu khas Jawa-Hindu. Sebagai contoh bentuk limasan di bagian atap, tembok dan bahan tembok yang terbuat dari bata merah, serta filosofi Jawa di dalam sumur dan bak tempat wudlu. Menurut Ahmad, tempat wudhu berbentuk segi empat menunjukkan empat arah mata angin. Hal ini merupakan filosofi masyarakat Jawa sejak dahulu.
Seperti diketahui, Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Songo yang besar dan tumbuh dari kebudayaan Jawa. Dalam penyebaran agamanya, Sunan Kalijaga memadukan tradisi Jawa dengan nilai Islam. Salah satu hasil pemikiran Sunan Kalijaga ialah wayang kulit Jawa Islam serta beberapa tembang Jawa yang mengandung nilai keislaman.
Artikel ini berdasarkan laporan Fredy, reporter dan kontributor merahputih.com saat peliputan ke wilayah Cirebon. Baca juga: Yuk, Wisata Religi ke Masjid Agung Cipta Rasa Cirebon