Malahayati di Antara Intrik Politik dan Kesetiaan kepada Negara
Selasa, 19 April 2016 -
MerahPutih Nasional - Laksmana Malahayati pula yang menyelesaikan intrik istana di kala Sultan Alaiddin Ali yang telah lanjut usia mengalami “kudeta” oleh putra mahkotanya sendiri yang mengangkat dirinya sebagai sultan dengan menggunakan gelar Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607).
Namun, Sultan Ali Riayat Syah dinilai kurang mampu memerintah sebab di bawah kepemimpinannya banyak terjadi pertikaian berdarah antarsesama saudaranya. Pemerintahan pun berjalan dengan tidak memuaskan hati rakyat. Hal ini terjadi lantaran caranya mencapai kedudukan sebagai sultan dengan menyingkirkan ayahnya sendiri.
Salah satu bentuk rasa tidak puas disampaikan oleh Darmawangsa Tun Pangkat, seorang kemenakannya sendiri yang kemudian ditangkap dan dipenjara atas perintah sultan.
Pada bulan Juni 1606, armada Portugis dipimpin oleh Alfonso de Castro menyerang Aceh. Darmawangsa Tun Pangkat yang kala itu masih berada di penjara
memohon kepada pada Sultan Ali Riayat Syah agar dirinya dibebaskan dari tahanan, agar dapat bertempur melawan Portugis. Permohonan Darmawangsa Tun Pangkat itu diperkuat pula permintaan Laksamana Malahayati, yang akhirnya dikabulkan Sultan Ali Riayat Syah.
Kegiatan baksos membersihkan makam Laksamana Malahayati pic.twitter.com/QxtGzyvjbM
— BP2IP Malahayati (@BP2IPMAB) 22 Oktober 2013
Darmawangsa pun bersama Laksamana Malahayati bahu-membahu menghadapi armada Portugis. Mereka menyerang Portugis dengan sengit di perairan Aceh. Dengan kegigihan dan semangat pantang menyerah bala tentara Laksamana Malahayati dan Darmawangsa Tun Pangkat berhasil menghancurkan armada Portugis
Usai mengusir Portugis dari Aceh, nama Laksmana Malahayati dan Darmawangsa Tun Pangkat makin harum di seantero Aceh. Rakyat pun kerap mengelu-elukan nama dan keberanian mereka saat menghadapi Portugis.
Namun hal itu berbeda dialami oleh penguasa kala itu, Sultan Ali Riayat Syah yang makin tidak disukai oleh rakyatnya. Melihat dukungan dari rakyat, terlebih dukungan dan bantuan yang diberikan Laksamana Malahayati, akhirnya Darmawangsa Tun Pangkat berhasil menurunkan Sultan All Riayat Syah dari tahta kerajaan. Darmawangsa Tun Pangkat menjadi Sultan Aceh dengan gelar Sultan Iskandarmuda, yang memerintah Kerajaan Aceh mulai tahun 1607-1636.
Pemerintah Republik Indonesia telah mengabdikan nama Malahayati untuk pelabuhan samudera yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 4 April 1977. Selain itu, sebagai penghormatan Negara Republik Indonesia terhadap perjuangan dan jasa-jasa Laksamana Malahayati, dikeluarkanlah Surat Keputusan Menhankam/Pangab Nomor: Skep/1487/XI/1977 tanggal 15 Nopember 1977 di mana nama Malahayati diabadikan untuk sebuah kapal perang TNI Angkatan Laut. (Man)
BACA JUGA: