Literasi Masyarakat Minang dalam Film "Silek dan Surau"
Sabtu, 18 Februari 2017 -
Film berjudul "Silek dan Surau" bakal hadir dengan mengangkat budaya lokal masyarakat Minangkabau Sumatera Barat. Film ini bercerita tentang budaya pendidikan surau yang saat ini mulai jarang ditemui.
Sutradara Arif Malinmudo, mengatakan, di antara sekian banyak tema lokalitas yang ada di Sumbar ia lebih tertarik pada hal ini, karena surau merupakan pusat interaksi bagi anak-anak dan orang dewasa dalam berbagi ilmu.
"Pertemuan antara Minang muda dan Minang tua itu kan di surau, jadi disana akan terjadi regenerasi bagi anak-anak yang akan menginjak dewasa," katanya Arif Malinmudo, Sabtu (18/2).
Pada zaman dahulu, kata Arif, surau merupakan lembaga pendidikan informal yang di dalamnya terdapat berbagai macam pelajaran, seperti pendidikan soal agama, adat dan juga bela diri.
Setiap anak-anak dahulunya akan menginap di surau. Di sana mereka akan berinteraksi sesama di bawah bimbingan guru yang kemudian akan membentuk karakter dan watak mereka.
"Di surau akan terjadi interaksi dan ini semacam sebuah tradisi yang turun temurun, sebab guru-guru tersebut dahulunya juga melalui masa yang sama dengan anak-anak tersebut," ucapnya
Menurutnya, surau sebenarnya merupakan saksi dari perkembangan generasi muda Minang. Karena di sana mereka akan memperoleh bekal untuk kehidupan, apakah selanjutnya mereka akan pergi merantau atau untuk tetap menetap di kampung.
"Hal-hal inilah yang membuat saya lebih tertarik untuk menjadikan surau dan silek sebagai grand tema dalam film ini," tandasnya.
Salah seorang masyarakat, Ridha Fauza (23) mengatakan sangat tertarik untuk menonton film ini, karena temanya sangat lokalitas dan begitu dekat dengan kebiasaan masyarakat Minangkabau. "Dari info yang beredar di akun instagramnya film ini akan rilis pada bulan April mendatang, saya menunggu waktu tersebut," pungkasnya.