Lirik Lagu 'Jangan Pergi Dulu', Ungkapan Intim Asteriska & The Fellow Stars tentang Cinta dan Kehilangan
Kamis, 11 September 2025 -
MerahPutih.com - Asteriska & The Fellow Stars hadir kembali dengan merilis single terbaru berjudul Jangan Pergi Dulu.
Karya ini tidak sekadar menjadi kelanjutan perjalanan musik mereka, melainkan juga sebuah pernyataan artistik bahwa seiring waktu, proyek ini semakin menegaskan identitasnya sebagai kelompok musik yang berbeda.
Mereka menggabungkan peran musisi, produser, sekaligus engineer dalam satu wadah kreatif—sebuah langkah berani yang jarang, bahkan hampir belum pernah, dilakukan di Indonesia.
Dalam lagu ini, Asteriska memperlihatkan sisi paling puitis dari dirinya. Lirik yang ditulis sarat dengan makna tersirat, misalnya nasihat panjang yang dipadatkan menjadi ungkapan “lagu yang terbuat dari waktu,” atau gambaran peristiwa kematian yang ditulis dengan kalimat “malam yang menelan suara.”
Rangkaian metafora tersebut menyatukan percakapan intim mengenai rasa sayang mendalam yang hadir di antara dua orang, namun juga dibayangi kecemasan akan kemungkinan kehilangan satu sama lain.
Baca juga:
Asteriska Terlihat Lebih Ceria dalam Single 'Someone Made for Me'
Asteriska & The Fellow Stars: Awal Baru Penuh Kenangan dalam '7 Minutes'
Lirik Lagu Jangan Pergi Dulu - Asteriska & The Fellow Stars
Ingatkah detak yang kita jaga,
pada pagi yang tumbuh dari tawa?
Kau genggam hatiku seperti mantra,
seolah luka tak pernah ada.
Kau diam—dan diam itu tajam,
lebih pilu dari seribu salam.
Kupintal ulang benang kenangan,
meski ujungnya kian tenggelam.
Jangan pergi dulu, dengar laguku yang dibuat dari waktu,
yang buatmu rindu saat malam menelan suaraku.
Cium pertama di bawah hujan yang malu-malu,
apakah segalanya semudah itu kau tinggalkan begitu?
Kau diam—dan diam itu tajam,
lebih pilu dari seribu salam.
Kupintal ulang benang kenangan,
meski ujungnya kian tenggelam.
Kita pernah menari tanpa irama,
di ruang sempit bernama percaya.
Kini kau gamang, aku menggigil,
cinta jadi bayang, bukan tempat berpulang yang adil.
Jangan pergi dulu, dengar laguku yang dibuat dari waktu,
yang buatmu rindu saat malam menelan suaraku.
Cium pertama di bawah hujan yang malu-malu,
apakah segalanya semudah itu kau tinggalkan begitu?
Jangan pergi dulu, dengar laguku yang dibuat dari waktu,
yang buatmu rindu saat malam menelan suaraku.
Cium pertama di bawah hujan yang malu-malu,
apakah segalanya semudah itu kau tinggalkan begitu?
Aku tak ingin menang,
hanya tak mau hilang.
Bukan tentang siapa gagal,
tapi tentang siapa rela tinggal.
Jangan pergi dulu, dengar laguku yang dibuat dari waktu,
yang buatmu rindu saat malam menelan suaraku.
Cium pertama di bawah hujan yang malu-malu,
apakah segalanya semudah itu kau tinggalkan begitu?
“Sampai kapanpun” katamu
akan selalu mencintaiku,
Yang buatku berani pilih jalan
hidup yang sangat tangguh,
Peluk sayang tulus pertamamu
Adalah aku,
Jelaskan mengapa semudah itu
Meninggalkan diriku…
Jelaskan Padaku..
Jangan Pergi Dulu..
(far)