Kisah Pilu Said Didu Saat Jadi Sekretaris BUMN

Sabtu, 27 Juni 2015 - Eddy Flo

MerahPutih Politik - Mantan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Said Didu mengatakan bahwa penunjukan menteri dari jalur birokrasi lebih bagus ketimbang memilih dari luar. Namun, itu hanya untuk beberapa Kementerian saja.

"Baik dari luar Parpol ataupun tidak yang terpenting itukan memiliki kinerja yang baik dibidangnya," tuturnya dalam Acara Perspektif Indonesia bertema "Menteri Politisi dan Bukan, Bagus mana ?" di Gado-Gado Boplo, Jakarta, Sabtu, (27/6).

Dia mengisahkan, saat dirinya menjabat sebagai Sekretaris di Kementerian BUMN dirinya pernah menerima 1000 Riwayat Hidup yang diusungkan partai. Namun, dari 1000 itu yang memiliki keahlian sesungguhnya hanya sekitar 45 Orang.

"Nah banyak yang di parpol sangat rendah. Makanya saya buatlah PP 41. Saya bilang gini mau banyak Komisaris di Bank Mandiri yang gajinya mencapai 100 Juta lalu 96 Juta. Orang itu gajinya lebih besar dari Presiden. Kan lucu gaji tim suksesnya lebih besar daripada gaji yang disukseskannya," sindirnya.

Dia menambahkan, ketika itu dirinya pernah dimarahi presiden karena tidak memilih orang-orang yang memang direkomendasikannya.

"Tiga kali empat kali mencoret kriterianya. Siapa yang coret? Saat itu ditanya presiden. Saya bilang saya orangnya," ujarnya dengan nada setengah berbangga.

Masih kata Said, orang-orang yang direkomendasikan tersebut akhirnya tetap di temlatkan di perusahaan-perusahaan BUMN semisal di PT.POS Indonesia yang gajinya tidak terlalu besar. (rfd)

 

Baca Juga:

DPR Tolak SKK Migas Jadi BUMN Khusus

Menteri ESDM: BUMN Khusus Mirip Lembaga Penjamin Simpanan

Politik Balas Jasa di Pucuk Komisaris BUMN

Timses Jokowi Layak Jadi Komisaris BUMN

 

 

Bagikan

Baca Original Artikel
Bagikan